MEDAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis kinerja perbankan syariah di Sumatera Utara (Sumut) tahun ini bakal moncer dan tumbuh di atas rata-rata nasional.

Analis Kemitraan dan Pengembangan Keuangan Daerah OJK Regional 5 Sumbagut, Zulfikar, mengatakan, sepanjang 2017 lalu, pertumbuhan aset perbankan syariah di Sumut sangat baik, yakni 23% dari tahun sebelumnya.

"Per Desember 2017, total aset perbankan syariah di Sumut telah mencapai angka Rp14,06 triliun," katanya, di Medan.

Pertumbuhan aset tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional yang hanya sekitar 5%. Hal ini menandakan bahwa potensi pengembangan perbankan syariah di Sumut masih sangat tinggi. Sejalan dengan itu, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dari masyarakat di Sumut sepanjang tahun lalu mencapai Rp11 triliun atau naik 18,06%.

Tahun ini, target pertumbuhan aset perbankan syariah nasional antara 10% hingga 12% seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditarget bertengger di level 5,4%. Di Sumut sendiri, karena pertumbuhan selalu di atas nasional, otoritas optimistis pertumbuhan aset bisa mencapai 12% hingga 20%.

Begitupun, kata dia, pertumbuhan kinerja perbankan syariah di Sumut masih menghadapi tantangan yang cukup besar. Salah satunya momen Pilkada serentak 2018 pada Juni mendatang. Hal ini akan menyebabkan masyarakat wait and see, dan kemungkinan kinerja akan melaju kencang pada paruh kedua tahun ini.

Selain itu, pelemahan harga komoditas seperti karet dan CPO serta erupsi Gunung Sinabung juga berpotensi memperlambat kinerja perbankan syariah di Sumut, baik dalam penghimpunan DPK maupun penyaluran pembiayaan. Saat ini perbankan masih melakukan konsolidasi dan restrukturisasi pembiayaan untuk menekan nonperforming financing (NPF) yang masih cukup tinggi.

"Faktor-faktor tersebut memang masih menjadi tantangan. Tapi kami tetap optimis perbankan syariah di Sumut akan terus tumbuh," pungkasnya.