Medan - Sebagian besar dari 16 manager goesite yang ada di kepengurusan Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT) menyatakan sikap agar General Manager (GM) BP GKT, Wan Hidayati mengembalikan bantuan yang diberikan PT Aquafarm Nusantara (PT AN) kepada BP GKT.

Hal itu disampaikan Humas BP GKT, Karmel Sianturi lewat pesan whatsapp.

"Masih belum direspon Ibu Hidayati. Sudah banyak kami berikan masukan, kita tunggu dulu. Hampir semua 16 manager geosite, menolak bantuan tersebut, namun kita tunggu dulu responnya," jelas Karmel.

Pendiri lembaga Jendela Toba, Jhon Robert Simanjuntak menyesalkan tindakan yang dilakukan Wan Hidayati. Ditambahkannya, itu rupanya siasat Hidayati yang "mengobok-obok" kepengurusan BP GKT yang dipimpin Alimin Ginting pada 2016-2017.

Di masa itu, BP GKT dengan tegas menolak bantuan dari perusahaan-perusahaan perusak lingkungan di Kawasan Danau Toba (KDT).

"Ini sangat kami sesalkan. Itu pengkhianatan," jelas Jhon.

Hal sama juga disampaikan pegiat Jendela Toba lainnya, Mangaliat Simarmata. Disebutkannya, dalam rapat beberapa waktu lalu yang dihadiri Wagubsu dan 7 bupati se-kawasan Danau Toba, BP GKT, SKPD, sudah disepakati zero kerambah di KDT.

"Begitu BP GKT dipimpin Hidayati, kok justru menerima bantuan dari Aquafarm. Kami akan punya sikap yang jelas kepada Gubsu sebagai pemberi SK bila keberatan kami tidak direspon Ibu Hidayati, sebagai GM BP GKT," kata Mangaliat, yang juga duduk di kepengurusan BP GKT.

Hidayati yang dikonfirmasi medanbisnisdaily.com melalui pesan singkat seluler belum direspon. Sementara ketika dihubungi, handphonenya tidak aktif.

PT Aquafarm Nusantara memberikan bantuan sebesar Rp 250 juta kepada BP GKT yang disebut sebagai dukungan mereka terhadap Geopark Kaldera Toba.

Bantuan itu diterima GM BP GKT yang juga Kadisbudpar Sumut, Wan Hidayati, di Kantor Disbudpar Sumut, Kamis (8/3/2018).