JAKARTA - Politisi asal Aceh, Muhammad Nasir Djamil mengapresiasi munculnya Cafe & Resto yang menyajikan makanan khas Aceh di sejumlah tempat di Kota Jakarta.

Langkah ini dianggap terobosan cerdas untuk memperkenalkan Aceh ke warga yang berada di Ibukota.

"Saya apresiasi kepada saudara se-daerah khususnya berada di wilayah Jabodetabek yang membuka usaha ini," ujarnya saat menghadiri Grand Opening Dapoe Indatu Cafe & Resto di Bintaro, Tangerang, Sabtu (27/1/2018) malam.

Menurut Anggota Komisi III DPR ini, munculnya Cafe & Resto yang menyajikan makanan dan minuman khas Aceh harus dijadikan momentum untuk memperkenalkan Aceh secara keseluruhan seperti kebudayaan, kesenian, pariwisata dan potensi lainnya.

"Tempat ini harus menjadi pustaka informasi tentang Aceh sehingga dengan begitu warga DKI Jakarta berkeinginan untuk mengunjungi Serambi Mekah," imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Ustadz Endje ini pun berpesan agar para pemilik Cafe & Resto makanan dan minuman khas Aceh terus berinovasi untuk menciptakan ide-ide kreatif sehingga pengunjung nyaman dan mau berkunjung kembali ke tempatnya.

"Ini sangat penting, ada ciri khas yang harus diciptakan, harus ada pembeda dengan Cafe & Resto lainnya sehingga pengunjung tertarik dan mau datang kembali," tegasnya seraya menyarankan memakai medsos untuk mempromosikan tempat usahanya.

Sementara itu, pemilik Cafe & Resto Dapoe Indatu Faisal menjelaskan bahwa selain bertujuan bisnis, tempat usahanya tersebut  dihadirkan untuk menjawab kerinduan warga DKI Jakarta untuk mencicipi makanan dan minuman khas Aceh.

"Kita juga bisa membangun silaturahmi dengan masyarakat Aceh yang berada di Jakarta juga para pecinta kuliner Aceh lainnya," katanya.

Menariknya, lanjut alumni SMA Negeri Beureunuen Pidie Aceh tahun 1991 ini, tempat usahanya akan dijadikan tempat sharing budaya Aceh. Ia bersama tim nya sedang menyelesaikan konsep untuk mewujudkannya.

"Yang simplenya kita akan hadirkan buku-buku yang budaya & sejarah Aceh sehingga wawasan para pengunjung bisa bertambah. Pada moment tertentu, kita akan menghadirkan tokoh dan budayawan Aceh untuk sekedar diskusi dengan para pengunjung disini," paparnya.

Faisal beralasan, sharing budaya ini sebagai bentuk tanggungjawab moralnya untuk merawat budaya Aceh yang merupakan salah satu budaya yang ada di Indonesia. 

"Ditengah serangan budaya asing, sudah sewajarnya kita sebagai masyarakat Aceh untuk mempertahankan budaya leluhur kita," pungkasnya. ***