PALAS - Tidak asing lagi bagi warga yang sudah pernah ke Kecamatan Batang Lubu Sutam. Warga lebih sering menyebutnya Pinarik, salah satu nama Desa di Kecamatan pelosok tersebut. Apalagi musim durian, daerah ini terkenal sebagai penghasil buah durian terbesar di Kabupaten Palas. Tapi tidak heran lagi, persoalan jalan menuju kecamatan ini masih tergolong sulit.

Status jalan ke Kecamatan ini sebagai jalan kabupaten perlahan-lahan terus dibangun. Meski bertahap tiap tahun, jalan berkisar 24 kilometer dari Pasar Ujung Batu Sosa ini terus ditingkatkan.

Dan tahun 2018 ini, melalui dana penanggulangan bencana pusat, pemkab palas akan kembali menggelontorkan dana peningkatan jalan pinarik.

Salah satu titik terparah adalah Tano Putus di Desa Tanjung Baru. Jalan ini sering putus dan longsor hingga akhirnya warga menyebutnya Tano Putus (Tanah yang Putus, red).

"Tahun ini akan kita bangun dengan sistem pasak bumi agar lebih kuat. Harapannya supaya tidak ada longsor lagi," sebut Bupati H Ali Sutan Harahap (TSO) di sela sambutan Peresmian Bendungan Pulo Payung, Kamis (25/1/2017).

Aspirasi warga pinarik senantiasa disambut Bupati TSO. Hanya saja masih terbatas, anggaran yang sedikit harus bisa dibagi ke kecamatan lainnya.

"Diibaratkan pakai sarung semeter, bila ditarik ke atas akan nampak kaki, bila ditarik ke bawah akan nampak kepala. Jadi harus seimbang dengan kecamatan lain dengan anggaran terbatas," ujar TSO.

Tentunya warga Kecamatan Batang Lubu Sutam yang ada di 28 desa menyambut baik pernyataan orang nomor satu di Palas itu.

Sudah lama warga Pinarik ini menantikan jawaban kondisi jalan baik ke kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rohul dan Kabupaten Madina ini.

"Harapan besar kami terhadap bapak Bupati masih tetap seperti yang lewat-lewat, yakni perbaikan jalan kami," tukas Pardamean Nasution dan H Rantas Lubis, warga setempat.

"Hami gari ipe dihami (Kami maunya jalan itu saja, red)," ungkapnya.