AMBRUKNYA atap gedung tower II kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakibatkan jatuhnya korban luka-luka. Setidaknya, 73 korban dilaporkan mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui WhatsApp, Senin (15/1/2018) mengatakan, atap gedung BEI Jalan Jenderal Sudirman Kv 52-53 Kel Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan tersebut ambruk terjadi sekira pukul 12.10.

"Kejadian tersebut berawal saat para saksi sedang bekerja dan berada di lobi. Saat itu sedang ada kunjungan beberapa mahasiswa di BEI. Tiba tiba terdengar suara kencang dari dalam tower 2. Setelah dicek ternyata lantai 1 tower 2 roboh. Dan saksi melihat beberapa korban sudah jatuh. Kemudian alarm gedung berbunyi dan areal mulai diamankan, (selanjutnya manajemen) menghubungi polisi serta medis," jawab Sutopo.

Adapun yang dapat dilaporkan, lanjut Sutopo, atap yang ambruk yaitu Kantor Kcp Bca, Ruang Pers dan Ruang perdagangan.

"Data Korban yang ada di Rumah Sakit Pusat Pertamina yaitu Sylvia (36 tahun) Penyakit auto imun dan chest discomport/panic attack, Imanuel (20 tahun) multioel fraktur dan head injury," imbuhnya.

Kemudian, Jonathan (22 tahun) Multipel vulnus excoriasi (pulang/rawat jalan), Daru (44 tahun) fraktur metacarpal. Siti Latifah (22 tahun) Head injury. Angga Vulnus excoriasi (pulang/rawat jalan), Nova (23 tahun) sedang hamil 32 minggu.

30 korban di Rumah Sakit Siloam Jakarta dan 20 di RS. Jakarta. Sementara di P. Sangeang RSMTH ada 16 orang.

Saksi-saksi yaitu Aston (security), Johanan (sopir) dan Andi Sisworo (security).

Sutopo juga mengatakan, sampai dengan saat ini gedung BEI masih dilaksanakan penjagaan oleh pihak kepolisian untuk mengantisipasi ada korban yang belum dievakuasi.

Pantauan di lapangan, jumlah ambulans yang terpantau standby di BEI yaitu AGD Dinkes 16 unit, Gadar selatan 3 unit, Gadar Pusat 1 unit, PMI; 5 unit, Dinkes; ranger 1 unit dan URC Motor 4 unit

Total 25 Unit ambulans, 4 unit URC motor AGD Dinkes, 1 Ranger monitoring.