MEDAN - Keinginan Yongki Aribowo untuk menjadi bagian dari PSMS Medan di Liga 1 Indonesia musim 2018 pupus sudah. Mantan striker timnas Indonesia itu harus angkat koper lebih awal dari skuat Ayam Kinantan hanya beberapa hari jelang Piala Presiden. Pelatih PSMS, Djadjang Nurjaman menjelaskan, keputusan mendepak Yongki bukan tanpa alasan. Tim pelatih sudah memantau perkembangannya selama latihan maupun saat ujicoba.

"Yongki sebelumnya sudah kami beri kepercayaan dengan latihan hampir tiga minggu dan ujicoba empat kali. Namun dia tak kunjung menunjukkan sisa-sisa sebagai pemain talenta yang luar biasa," kata Djanur di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, Kamis (11/1/2018).

Dalam empat laga ujicoba, Yongki hanya mampu mencetak satu gol saat PSMS menghadapi PS PD Pasar. Padahal Djanur sangat berharap Yongki bisa menjadi bomber andalan timnya.

"Tadinya dia digadang-gadang menjadi pemain bintang, ternyata redup. Kita mencoba mengangkatnya disini, tapi dia belum menunjukkan kemampuannya. Saya panggil dia tadi malam untuk mengakhiri masa kebersamaan di PSMS," sambung Djanur.

Setelah kepergian pemain berusia 28 tahun itu, belum ada lagi pemain lokal yang mengisi lini depan PSMS. Saat ini hanya ada penyerang asing, Sadney Urikhob. Namun Djanur belum berencana mencari striker lokal pengganti. Dia pun lebih mempercayakan Antoni Putro Nugroho untuk menjadi ujung tombak bersama Sadney.

"Saya pikir kita lebih konsen mencari striker asing, apalagi sudah ada sosok Antoni Putro Nugroho yang bisa dua posisi (depan dan tengah). Jadi tidak perlu ganti. Kalo ada penggantinya oke, kalau gak ada juga gak apa-apa," ucapnya.

Lanjut Djanur, pihaknya sedang fokus mencari pemain asing untuk memenuhi kuota pemain asing Asia yang kemungkinan berasal dari Tajikistan. Sementara satu pemain lain asal Perancis.

Di sisi lain, Djanur juga mengincar tiga pemain kelahiran tahun 1996 (U-22) untuk memenuhi kuota sesuai regulasi pendaftaran yang ditetapkan oleh PT Liga sebanyak 7 pemain. Saat ini PSMS sudah memilki empat pemain muda yakni M. Alwi, Frets Butuan, Firza Andika dan Fredyan Wahyu.

"Karena ada regulasi setiap tim harus ada tujuh pemain yang didaftarkan kelahiran 1996. Jadi kita baru ada empat, kekurangan tiga lagi. Kekurangan itu teknisnya apakah hanya ikut latihan boleh didaftarkan, tapi harus memenuhi regulasi itu. Jadi kita akan mencari tiga pemain untuk penuhi kuota itu," tandasnya.