JAKARTA - Komisi III DPR RI meninjau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh. Pasca Kejadian Kamis (4/1/2018).

Menurut Anggota DPR Nasir Djamil, pasca kerusuhan Lapas Banda Aceh, Komisi bidang penegakan hukum ingin melihat akar permasalahan yang sebenarnya terjadi sehingga memicu terjadinya kerusuhan ini. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun nasir Djamil,  sepertinya protap tidak berjalan dengan baik dan terabaikan. Oleh karena itu dengan diupayakan mengembalikan protap dan ditegakkan disiplin terhadap protap terjadi penolakan penolakan. 

"Ini dikarenakan ada napi-napi yang diistimewakan dan napi ini juga memberikan kontribusi untuk napi-napi lainnya ketika mau dipindahkan lalu mereka bereaksi dan memprovokasi napi-napi lainnya," ungkap Nasir Djamil, usai meninjau dan mengimpun informasi di Lapas Lambaro Banda Aceh, Kamis (11/1/2018).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  mengatakan Komisi III melihat akar masalahnya dan bagaimana ke depan mengantisipasi agar kejadian ini tidak terjadi lagi, karena sepengetahuannya sudah kedua kali terjadi hal serupa disini dengan tingkat yang berbeda, tetapi kemarin ada kendaraan polisi yang dibakar. 

"Ini menunjukkan mereka tidak main-main membakar mobil polisi, menurut saya sudah sesuatu yang berani maka ini harus diusut dan saya pikir kepolisian dalam konteks penegakan hukum harus tegas dalam hal ini," tegasnya. 

Komisi III nanti dalam Rapat kerja akan meminta Kementerian Hukum dan HAM untuk mengevaluasi pejabat-pejabat terkait yang ada di sini terutama di Aceh yang mengelola Lembaga Pemasyarakatan ini.

Terkait dengan adanya fasilitas kamar yang tidak sesuai dan peredaran narkoba di dalam Lapas, Nasir menerangkan itu karena ada pembiaran napi kalau sejak awal dicegah barangkali tidak akan terjadi.

Solusi dari Komisi III, dengan datang ke sini untuk mendengar nanti dalam rapat kerja dengan Kementerian Hukum dan HAM akan memberikan pandangan-pandangan agar ke depan tidak terjadi kerusuhan.

"Jadi ada fungsi-fungsi yang diabaikan, tidak disiplin fungsi preventif, seharusnya ada deteksi dini sehingga dapat dilakukan pencegahan barangkali selama ini sedikit lengah sehingga terjadi hal ini," ujarnya. ***