MEDAN-Ketika Gubernur Sumatera Utara petahana Erry Nuradi ditetapkan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebagai kandidat yang akan diusung sebagai Gubsu pada Pilkada serentak Sumut 2018, pernyataan kontra atau penolakan muncul di akun Facebook putra pendiri partai tersebut (Surya Paloh) yakni Prananda Paloh.


Pengamat politik Turunan Gulo yang berteman dengan Prananda secara virtual menjelaskan hal tersebut dalam percakapan dengan redaksi beberapa waktu lalu.

Menurut Turunan yang pernah menjabat Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut selama dua periode, adalah hal wajar berbagai pernyataan pro dan kontra terkait pencalonan Erry bermunculan. Apalagi yang mencalonkannya adalah partai pengusung keberagaman dan anti sikap intoleran.

Peraih gelar Master Studi Pembangunan dari USU ini menjelaskan sejumlah catatan "buruk" tentang kepemimpinan Erry Nuradi sebagai Gubernur merupakan penyebab banyak kalangan berpikir berkali-kali mendukungnya maju kembali bertarung pada Pilgubsu 27 Juni 2018

"Salah satunya adalah sikap kontroversialnya yang mengamini agar mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara," kata Turunan.

Waktu itu di hadapan para pengunjuk rasa yang menuduh Ahok sebagai penista agama akibat pernyataannya yang kontroversial, Erry ikut meneriakkan agar Ahok ditangkap.

Ujar Gulo, sekalipun tuduhan penistaan tersebut adalah benar, bagaimana bisa diterima akal seorang gubernur aktif meneriakkan agar pejabat negara lainnya yakni sesama gubernur agar ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Apalagi saat itu proses hukum sesungguhnya tengah berlangsung.

"Erry itu kan orang Nasdem, Ahok juga ketika itu diusung Nasdem di Pilgub DKI Jakarta. Kan tindakannya itu aneh, masa ikut menuntut Ahok dijebloskan ke penjara. Ditambah lagi saat itu proses hukum sedang berjalan. Jadi Erry Nuradi itu, selain tidak paham hukum juga tidak punya etika," tegas Turunan.

Sementara terkait prestasi kerja selama menjabat Gubernur hingga hari ini, banyak pihak menilai Erry Nuradi tidak memiliki catatan baik dalam program-programnya. Bahkan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Romahurmudziy dalam satu kunjungannya ke Medan pernah menyebutkan posisi Erry sebagai Gubernur pengganti menyebabkan dia tidak memiliki prestasi kerja cemerlang.

"Dia itu kan hanya supir pengganti," kata Romahurmudziy yang merupakan anggota Komisi XI DPR RI.