MEDAN - Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Sumatera Utara meluncurkan slogan dan maskot pengawasan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 yang digelar di Hotel JW Mariot Jalan Putri Hijau Medan, Kamis (21/12/2017) malam. Dalam acara yang dihadiri Bawaslu RI, KPU RI, Staf Gubsu Bidang Politik dan Hukum, Partai Poltik (Parpol), Ormas serta Panwas Kabupaten/kota se-Sumut ini berjalan dengan sukses dan lancar. Bahkan suasana semakin meriah ketika sejumlah penari menampilkan berbagai tarian daerah dari berbagai etnis yang ada di provinsi ini.

Komisioner Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar dalam kata sambutannya mengatakan peluncuran slogan dan maskot yang dilakukan Bawaslu Sumut ini merupakan suatu inovasi mengangkat kearifan lokal yang harus digali dengan melihat kondisi dan situasi yang terjadi di lapangan.

"Baru kali ini ada maskot dan slogan yang digunakan dalam pelaksanaan dalam pengawasan Pemilu. Hal ini membuktikan adanya inovasi-inovasi yang dilakukan sesuai dengan kemajuan zaman. Di mana kita tahu bersama kalau sekarang ini adalah zaman now, sehingga harus diperlukan menggunakan cara-cara baru dan meninggalkan cara-cara lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan zamannya," kata Fritz.

Jika melihat kondisi masyarakat Sumut, katanya, pada pemilihan Walikota Medan yang lalu, misalnya, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 25,28 persen. Sedangkan Provinsi Sumut, imbuh dia, telah memasuki fase di mana masyarakatnya sudah mulai tidak lagi peduli tentang sebuah proses pemilihan tersebut.

"Rasa apatis ini dapat dijadikan bukti hilangnya kepercayaan masyarakat tentang siapa pemimpin daerahnya sendiri. Maka dari itu KPU memiliki tanggungjawab seperti menyelenggarakan bagaimana proses Pemilu dan Bawaslu memiliki tanggung jawab bagaimana menjamin seluruh proses Pemilu itu dengan baik dan benar," katanya.

Sebagai pengawas masih dikatakannya harus mengerti proses Pemilu seperti bagaimana cara metodenya serta bagaimana cara proses pemungutan suaranya.

"Memang kami dari Bawaslu RI memberikan keluasan bagi seluruh Bawaslu di provinsi dalam melakukan cara-cara menerapkan pengawasan. Dan peluncuran slogan dan maskot ini sebagai salahsatu bentuk kreativitas yang harus dihargai," pungkasnya.

Sementara itu, dalam peluncuran maskot yang diberi nama "Bang Awas" serta slogan "Gotong Rotong Awasi Pilgubsu 2018" ini, Ketua Bawaslu Sumut, Syafrida Rasahan mengaku, kalau kegiatan ini dilakukannya karena Sumut sedang melaksanakan tahapan, persiapan dan pelaksanaan Pilgubsu 2018 dan juga Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di 8 kabupaten/kotanya serta persiapan menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

"Moment ini kami ambil karena ingin lebih membumikan pengawasan Pemilu karena memang Bawaslu RI mengajak masyarakat untuk bekerjasama mengawasi Pemilu dengan tagline yang baru yakni Bersama Rakyat Awasi Pemilu, sebab kami ingin menjamin pelaksanaan Pilgubsu 2018 kali ini dapat berjalan dengan lancar, aman, tertib dan demokratis," harapnya.

Di akhir sambutannya, Syafrida juga berharap agar proses Pilgubsu kali ini dapat terpilihnya pemimpin yang amanah dan bersih serta pemimpin yang bisa membawa perubahan bagi Sumut tanpa harus meninggalkan permasalahan-permasalah seperti yang terjadi pada Pilgubsu 2013 lalu. Maka dari itu dirinya mengajak semua elemen masyarakat baik yang berada mulai dari Kota Medan sampai Pulau Nias untuk bersama-sama mengawasi pelaksanaan Pilgubsu, serta nantinya dapat diharapkan akan meningkatkan partisipasi pemilih, sehingga tak satupun ada warga Sumut yang tak terjamin hak pilihnya.

"Tanpa ada kerjasama dengan masyarakat pertisipasi akan rendah, sehingga dengan peluncuran slogan dan maskot ini bisa menjadi semangat baru masyarakat Sumut dalam melakukan perubahan kedepan dan menciptakan Sumut lebih maju, sejahtera dan lebih makmur," katanya mengakhiri.

Sedangkan Gubsu HT Erry Nuradi yang diwakili Bidang Hukum dan Politiknya, Noval Mahyar menegaskan masyarakat Sumut sangat berharap kepada Bawaslu Sumut agar dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan passah penting hidup yang telah direncanakan sebagai perwujudan sistem ketatanegaraan yang demokratis dalam menjamin konstensi dan kepastian hukum.

"Bawaslu Sumut harus bebas dari seluruh pihak manapun dalam melaksanakan tugas dan kewenangannnya," tegas Noval.

Dalam kesempatan itu pula dirinya juga meminta agar pada pelaksanaan Pilkada 2018 nanti tidak muncul masalah-masalah seperti yang terjadi pada Pilkada serentak 2013 lalu dan seandainyapun muncul masalah hendaknya dapat diperkecil dan kalau bisa dihilangkan semuanya sehingga Sumut menjadi aman.

"Bawaslu Sumut juga harus mampu mendorong partisipasi masyarakat untuk mengawasi Pilkada serentak 2018 di Sumut dan menindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh peserta Pemilu baik itu pada saat kampanye maupun dalam proses pemilihan serta penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU Sumut," pungkasnya.