PEKANBARU - Pihak keluarga angkat bicara terkait tewasnya pria berinisial F alias Viki akibat dihakimi warga, Sabtu (16/12/2017) malam tadi, lantaran diduga Begal. Ayah almarhum bernama Jasri menyayangkan tindakan main hakim sendiri tersebut.

Jasri terlihat sabar menghadapi cobaan ini. Dia sudah mengikhlaskan kepergian anak keduanya dari empat bersaudara tersebut. Namun, kesedihan tak bisa dibohongi. Dia tampak bersedih.

Jasri seolah bertanya-tanya, apa kesalahan yang diperbuat oleh anaknya. Padahal, tidak ada korban atas perbuatan Viki. Apalagi sampai berbuat Begal.

"Korbannya siapa? Kenapa sampai harus dihajar massa begini? Kita tak tahu pasti seperti apa kejadiannya," sebutnya.

Jasri yang akrab disapa Ujang ini juga menyayangkan tindakan brutal masyarakat. Sebab, tanpa ada bukti yang kuat, anaknya dihajar dengan kejam hingga tewas. Dia berharap, pihak penegak hukum dapat berlaku adil.

"Ya, rencananya kita akan laporkan ke polisi atas tindakan pengeroyokan ini," sebut dia.

Lelaki berusia 20 tahun itu meninggal dunia usai jadi bulan-bulanan massa, yang menduga kalau dirinya seorang pelaku Begal.

Peristiwa itu terjadi di Dusun II Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, tepatnya di jalur II Jalan Raya Pekanbaru -Bangkinang, sekitar pukul 21.00 WIB. Di situlah nyawa Viki hilang di tangan massa.

Jasri menambahkan, jenazah anaknya dini hari tadi sampai di rumah duka di Gang Lansono, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bangkinang Kota, dengan mobil ambulan RS Bhayangkara Pekanbaru, dan dikebumikan di Pemakaman Bangkinang.

Sementara itu tetangga Viki bernama Lina mengaku bahwa Viki sudah 15 hari tak pulang. Alasannya di rumah ingin pergi ke Batam. Namun, beberapa kali dihubungi, Viki sempat juga berada di Jambi dan Pekanbaru.

Viki pergi menggunakan sepeda motor Yamaha Mio milik ayahnya. Barangkali, sepeda motor itulah yang dibakar oleh massa. "Kami tadi tahu dari facebook. Lihat video sama fotonya. Sama persis wajahnya, dan baju yang dipakainya saat pergi dari rumah," sebutnya. ***