MEDAN-Sejumlah driver transportasi berbasis online di Medan mengeluh. Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir pendapatan mereka jarang memenuhi target.

Selain banyaknya kompetitor, kemacetan yang terjadi di sejumlah titik di Kota Medan juga menjadi masalah.

Hal itu disampaikan David salah seorang driver transportasi online (mobil). David yang telah memulai profesi ini sejak awal tahun 2017 mengaku kerap tidak mendapat target.

“Sekarang ini susah. Setiap hari ada saja yang orang baru. Selain itu sewa pun kebanyakan ongkos murah. Belum lagi jalan macet. Sering jadi tak dapat target,” jelasnya.

Ditambahkan David, sudah tiga bulan ia tidak mendapat target. Bahkan bapak 3 anak yang tinggal di Km 13, Tanjung Morawa ini, mengaku rugi karena setiap hari mengeluarkan rata Rp 200.000 untuk biaya operasional.

Ditambahkannya, meski begitu ia tidak punya pilihan. Mantan karyawan di perusahaan mebel ini terlanjur mengkredit mobil yang harus ia bayar Rp 3 juta per bulan. Untuk mengejar target itu, David mulai bekerja pada pukul 07.00 WIB dan baru pulang tengah malam.

“Gitulah tiap hari bang. Dari rumah berangkat jam 7 pulang jam 10 malam. Itu pun belum tentu dapat target,”katanya.

Hal sama juga diungkapkan Rahmat Syahputra, rekan David di perusahaan transportasi online yang sama. Ia yang biasa ngetem di sekitar Teladan, mengaku sudah 2 bulan tidak mendapat target.

Diakuinya, paling-paling dalam sebulan uang yang ditransfer ke rekening dari tempat perusahaannya bekerja berkisar Rp 1 juta. Padahal ia harus mencicil mobilnya Rp 2,8 juta per bulan.

“Sekarang sudah banyak kali transportasi online. Sewaku malah banyak anak-anak sekolah. Kita dihubungi jam 6 pagi. Padahal ongkosnya paling Rp 5 ribu,” keluhnya.

Perkembangan transportasi online terutama di Medan cukup berkembang pesat. Menurut pengakuan David, di perusahaan tempat dia saja bekerja, setidaknya setiap hari ada puluhan pengemudi baru. Banyaknya pengemudi baru membuat penghasilan yang mereka dapat jadi menurun. Begitu juga dengan masalah di lapangan seperti kamacetan dan sebagainya.

Namun ada juga isu yang berkembang di antara sesama pengemudi transportasi online. Tidak tercapainya target juga ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Seperti diungkap David. Misalnya untuk mencapai target ia harus beroperasi 12 trip. Tapi ketika sudah mencapai 10 misalnya, perusahaan tidak lagi memberinya kesempatan.

"Jadinya yang 10 itu tidak dihitung," akunya.