MEDAN - Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Medan, dan dibuka Presiden Joko Widodo mendapatkan respon positif dari berbagai profesi, termasuk akademisi, politisi, pengusaha dan jabatan publik lain. Seperti misalnya, Ade Komarudin mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Politisi berpengalaman ini mendapat respons baik dari seluruh Majelis Wilayah (MW) dan Majelis Daerah (MD) KAHMI di Indonesia.

Menurut Muslim Hafidz, Akom adalah politisi yang juga doktor merupakan harapan baru di KAHMI. Sebab, KAHMI akan semakin diperhitungkan dalam merencanakan visinya.

"Akom yang lahir dari tradisi intelektual Ciputat, akan menggabungkan tradisi intelektual dengan high politic Menuju masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT," kata mantan Ketua PBHMI periode 2006-2008, Sabtu (18/11/2017).

Disinggung mengenai Koordinator Presedium KAHMI, Muslim Hafidz menilai, Akom adalah orang yang paling tepat memimpin gerbong lokomotif perubahan itu.

Sebelumnya, Akom sebagai calon Presidium KAHMI pada Munas ke-10 yang digelar di Medan, akan menginisiasi pembuatan pakta integritas. "KAHMI perlu membuat pakta itegritas itu untuk menjadi contoh sebuah organisasi yang baik," katanya.

Akom menyebut, KAHMI lahir dari HMI yang merupakan organisasi lama dan ikut dalam perjuangan mempertahankan Republik Indonesia. Oleh karena itu, KAHMI akan menjadi tauladan bagi bangsa ini.

"Pakta integritas, akan mengikat Presidium dan pengurus KAHMI untuk tidak melakukan politik uang, korupsi dan hal-hal negatif lainnya dalam pemilihan, memimpin, dan menjalankan roda organisasi Majelis Nasional KAHMI," ucap Mantan Ketua Pengurus Besar HMI itu.

Munas ke-10 KAHMI yang rencananya akan ditutup pada Minggu (19/11/2017) oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.