MEDAN - Momentum pemilihan Gubernur baru sudah "menghitung hari". Pada Januari 2018, para bakal calon akan mendaftar ke KPU Sumut untuk menentukan siapa saja pasangan calon yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Sumut pada Juni 2018 nanti. Sejumlah komunitas masyarakat mendambakan sosok yang dapat membuat Sumatera Utara menjadi daerah yang aman, nyaman, dan sejahtera, serta peraturannya dapat menjadikan masyarakat lebih dekat dengan Tuhan. Dengan kata lain, masyarakat menginginkan adanya sosok pemimpin yang santun, penyantun dan religius.

Seperti yang dikatakan oleh Pembina Majelis Dzikir Qolbun Salim, Ahsanul Fuad Saragih dalam kegiatan tausyiah, dzikir, doa, dan sholawat yang dihadiri oleh tokoh muda Sumatera Utara Musa Rajeckshah (Ijeck) dan 500 jamaah di Masjid Al-Mussanif, Jalan Cemara, Medan, Minggu (5/11) pagi.

"Mari kita buat kontrak politik kepada calon pemimpin kita, agar peraturan di Sumut dapat membuat masyarakat semakin takut dan taat kepada Allah SWT. Perda yang membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT.
Itulah yang akan kita pilih. Bukan hanya pemimpin yang memberikan uang kepada kita, bukan itu," tegasnya.

Salah satu sosok yang akan mencalonkan diri dalam Pilgubsu 2018 nanti, yang sesuai dengan karakteristik "Santun, Penyantun, dan Religius" itu, ada pada diri Ijeck yang akan mendampingi Letjen TNI Edy Rahmayadi.

Masyarakat luas telah mengakui, bahwa sosok "Santun, Penyantun, dan Religius", ada pada diri Ijeck. Begitu juga dengan pengakuan salah seorang jamaah Majelis Dzikir Qolbun Salim, Hj. Farida. Ia mengungkapkan bahwa sosok Ijeck sangat diimpikannya untuk menjadi pemimpin di Sumatera Utara.

"Selama ini, baru Pak Musa Rajeckshah yang sangat santun sewaktu bertemu sama masyarakat, gak segan menyalami tangan kami yang sudah nenek-nenek ini. Apalagi Pak Musa Rajeckshah sangat islami dan suka memberikan bantuan kepada yang membutuhkan," ungkapnya.

Menjadi sosok yang didambakan, tidak serta-merta membuat Ijeck "besar kepala". Ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah memaksa siapapun untuk mendukungnya. Bagi dirinya, yang terpenting adalah, pemimpin yang terpilih nantinya, sesuai perkataan dengan perbuatan dan dapat mensejahterahkan seluruh masyarakat.

"Penyampaian saya untuk memohon doa dan dukungan bukan berarti memaksa ibu-ibu untuk mendukung. Ibu-ibu mungkin melihat ada yang lebih baik lagi. Saya berharap kita tetap kompak dan bersatu. Walaupun tidak mendukung saya, saya tidak akan mempermasalahkannya. Yang penting pemimpin Sumut yang terpilih sesuai perkataan dan perbuatannya, dapat membuat masyarakat lebih sejahtera," ujar Ijeck yang selalu tampil ramah dan sopan itu.