MEDAN - PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) akan membuka jaringan listrik ke-54 desa di wilayah kerjanya. Hal ini sebagai sasaran dari Program Listrik Desa sampai dengan akhir tahun ini dengan anggaran senilai Rp59,8 miliar. "Program Listrik Desa sudah resmi diluncurkan oleh gubernur (Sumut), tadi di Lapangan Merdeka Medan. Jumlahnya 54 desa yang tersebar di beberapa kabupaten," ujar General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sumut, Feby Joko Priharto, Jumat (27/10).

Dia menjelaskan, Lisdes merupakan program Pemerintah dan upaya PLN untuk ikut membangun Sumut dari desa. Ini mengingat hingga kini masih banyak desa di provinsi ini belum tersentuh listrik.

"Sebelum 2016, program ini dilaksanakan dengan anggaran yang bersumber langsung dari APBN. Tetapi, setelah itu didanai dengan skema penyertaan modal dari Pemerintah kepada PLN," tutur Joko.

Diutarakan dia, Pemerintah memberikan anggaran kepada PLN dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN), dan kemudian PLN melaksanakannya sebagai penugasan.

Dalam program yang akan dilaksanakan kali ini, dengan anggaran senilai Rp59,8 miliar PLN Sumut menargetkan dapat mengaliri listrik ke-54 desa. Anggaran itu utamanya digunakan untuk membiayai pembukaan jaringan tegangan rendah dan menengah, lalu pemasangan trafo sampai ke meteran pelanggan.

Adapun total anggaran yang dialokasikan kepada PLN Sumut untuk melaksanakan Program Lisdes senilai Rp294 miliar sampai dengan 2018, yang digunakan secara bertahap untuk melistriki 322 desa.

"Dalam Roadmap Lisdes Wilayah Sumut tercantum, bahwa dari total 6.110 desa yang ada di Sumut, 5.594 di antaranya sudah berlistrik dan 516 lainnya belum. Pada 2017, PLN menargetkan melistriki 194 desa dan pada 2018 program ini akan menyentuh 322 desa berikutnya," ungkap Joko.

Disebutkannya, PLN memetakan bahwa 54 desa yang akan dilistriki dalam waktu dekat terdiri dari 3.307 kepala keluarga. Paling banyak terdapat di Kabupaten Padang Lawas Utara dengan 10 desa.

Diikuti oleh Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Utara yang sama-sama memiliki 5 desa, dari total 19 kabupaten sasaran.

"Program ini akan terus berlanjut sampai seluruh desa berlistrik 100 persen," cetus dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, dalam pelaksanaannya terdapat sejumlah kendala yang menunggu di lapangan, terutama soal akses jalan. Ini menjadi kendala terbesar bagi PLN Sumut karena masih banyak desa belum memiliki akses jalan, sehingga mereka sulit menarik jaringan. Selain itu, persoalan pembebasan lahan juga menjadi hambatan.

"Kami kesulitan membebaskan lahan atau pohon milik masyarakat. Ini kami minta para stakeholder, masyarakat, perkebunan baik swasta maupun pemerintah untuk bersedia lahannya dilalui oleh tiang-tiang PLN," harapnya.

Begitu juga terhadap daerah-daerah pesisir di Nias, yang sulit diakses sehingga PLN harus mengoperasikan mesin untuk melistriki warga di sana.

Tantangan berikutnya adalah soal perizinan, yang mana beberapa tempat harus dilalui jaringan bukan merupakan lahan milik masyarakat atau perusahaan perkebunan, melainkan hutan lindung.

"Jadi agak panjang pengurusan izinnya," tandasnya.