MEDAN-Ratusan mahasiswa Universitas Sumatera Utara kembali berunjuk rasa pasca penganiayaan Immanuel Silaban. Jika sebelumnya, demonstrasi digelar di pintu masuk kampus, kali ini difokuskan di depan Gedung Biro Rektor USU.

Massa menuntut supaya rektorat bertanggung jawab atas kasus penganiayaan yang membuat Immanuel kritis. Selain itu, mahasiswa juga meminta rektorat melakukan evaluasi terhadap satpam kampus.

"Kami meminta rektorat bertanggung jawab dan ke depan tidak terjadi lagi kasus serupa," kata Gubernur PEMA FIB USU, Yosua Yordan Manalu di hadapan rekan-rekannya.

Setelah berorasi, pihak rektorat langsung turun menemui massa. Wakil Rektor V Bidang Pengelolaan Aset dan Usaha, Luhut Sihombing mengatakan, rektorat sudah membentuk tim investigasi internal.

"Terkait dengan pemukulan sudah kami serahkan kepada polisi. Kami sudah menyurati kantor urusan hukum untuk mendampingi dan melakukan investigasi atas kasus ini. Siapa pelakunya akan diketahui dari investigasi kepolisian. Mudah mudahan cepat diketahui siapa pelakunya," ucap Luhut.

Luhut juga mengungkapkan, biaya pengobatan Immanuel Silaban ditanggung pihak kampus. Pihaknya juga mengutuk tindakan kekerasan yang ada di dalam kampus. "Kami mengutuk keras tindakan kekerasan di kampus, siapa pun itu,” tegasnya.

Salah seorang peserta aksi, Aifo Purba, mempertanyakan soal CCTV yang ada di pos satpam. Karena menurutnya, CCTV itu adalah kunci dari kasus ini. "Ada persekongkolan, karena CCTV tiba-tiba rusak. Itu kunci dari kasus penganiayaan ini," ujarnya.

Tidak lama berselang, unjuk rasa yang berlangsung damai itu pun membubarkan diri setelah mendengarkan penjelasan Luhut.