MEDAN-Badan Otoritas Danau Toba dibentuk dengan tujuan sebagai "perpanjangtanganan" Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mengelola Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan daerah. Namun, menurut Fasilitator Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata, Edy Sitepu, belum terlihat profesionalitas BODT dalam mengelola Danau Toba. 

"BODT dibentuk dengan tujuan yang sangat baik, yaitu membantu pengelolaan Danau Toba menjadi destinasi wisata berpengaruh untuk pendapatan negara. Namun hingga saat ini, belum terlihat keprofesionalan BODT dalam mengelola Danau Toba," katanya kepada RMOLSumut.com, Jumat (13/10). 

Edy menjelaskan, publik lebih banyak mendengar bahwa Danau Toba sebagai lokasi yang "seksi" bagi para investor untuk menanamkan modalnya.

"Kita lebih sering mendengar bahwa banyak investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Danau Toba," ujarnya. 

Padahal, lanjut Edy, sesuai Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang Tata Pengelolaan Destinasi Wisata, pengelolaan seluruh potensi pariwisata di seluruh Indonesia harus dilakukan secara sinergis. 

"Artinya, pengelolaan pariwisata termasuk Danau Toba harus lebih menitikberatkan pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu juga harus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya di situ," tandasnya.