JAKARTA - Memasuki hari ke tujuh di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, tagihan yang harus dibayar Selfince Boboy, pasien miskin asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah mencapai Rp 22,5 juta lebih.

Suaminya Dominggus Lima yang sehari-hari bekerja sebagai sopir truk di Kupang, nampak semakin bingung. Sesekali ia mendatangi kasir RS Jantung Harapan Kita untuk sekedar memastikan jumlah biaya pengobatan Selfince.

"Saya siang datang cek lagi, katanya sudah 22,5 juta lebih. Ini sangat mahal untuk saya," keluh Dominggus.

Dominggus sesekali menerima telepon dari wartawan, yang menanyakan perkembangan penanganan Selfince.

"Saya cerita apa adanya. Saya kesulitan biaya. Istri saya ada kartu BPJS tapi kartunya tidak bisa dipakai. Kami juga mengurus surat keterangan tidak mampu dari Dinas Sosial, tapi juga tidak bisa membantu," ujar Dominggus.

Meski kesulitan biaya pengobatan, kondisi pasien Selfice semakin stabil. Saat ini Selfince sudah pindah dari ruang CVC di lantai 2 ke ruangan perawatan di lantai 3 Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.

Tim Dokter yang menangani Selfince sempat memutuskan untuk melakukan tindakan katerisasi, namun menunda tindakan tersebut karena melihat kondisi jantung Selfince semakin stabil.

"Dokter bilang kondisi istri saya stabil, jadi tindakan katerisasi bisa ditunda dulu," ungkap Dominggus.

Dominggus hanya bisa berharap pemerintah memberikan batuan atas kesulitan biaya pengobatan yang tengah dihadapinya ini."Tolong lah kami Pak Jokowi, BPJS kami ditolak," pungkasnya.***