MEDAN-Direktur Utama (Dirut) Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT), Arie Prasetyo mengapresiasi kehadiran Dubes RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya ke Danau Toba yang bertepatan dengan finalisasi paket wisata dan penerbangan internasional dari Singapura ke Bandara Silangit.

BOPDT berharap kunjungan ke Danau Toba dan sekembalinya ke Singapura dapat meningkatkan kerja sama dalam bidang pariwisata, erdagangan dan investasi.

Hal tersebut diungkapkan Arie kepada wartawan di kantornya, Jalan Kapten Patimura, Medan.

Dengan demikian, lanjut Arie, akan lebih banyak wisatawan Singapura yang akan berkunjung ke Danau Toba.

Dia menambahkan, penerbangan yang dibuka tidak hanya akan membawa turis tetapi juga membawa komoditas yang diperlukan oleh kedua belah pihak, seperti sayur-mayur dari daerah Kaldera Danau Toba.

"Hal ini akan meningkatkan confident level investor untuk berinvestasi di Danau Toba," katanya.

Ngurah Swajaya mengunjungi Sumatera Utara dalam rangka road show RI-SING 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura.

Setelah acara RI-SING 50 Goes to Campus di Universitas Sumatera Utara, Ngurah Swajaya beserta rombongan meluangkan waktu untuk melakukan kunjungan ke kawasan pariwisata Danau Toba.

Ngurah Swajaya melihat kemajuan yang luar biasa di dunia digital di Indonesia dengan berhasilnya 3 aplikasi luar biasa, seperti Gojek, Traveloka dan Tokopedia.

Dia menekankan bahwa saat ini sektor digital sangat berperan penting dalam memajukan suatu negara termasuk digital tourism untuk Indonesia.

Danau Toba memiliki potensi pariwisata yang besar dan sudah dikenal oleh warga Singapura sejak lama. Saat ini Pemerintah Indonesia sedang fokus menggarap infrastruktur dan ini merupakan sebuah langkah awal yang tepat untuk mempermudah akses ke Danau Toba.

"Aksesibiltas merupakan critical success factor yang saat ini sedang dikerjakan pemerintah," ujarnya.

Seiring pengembangan infrastruktur, kata dia, stakeholder lokal pun harus memberikan effort atau upaya secara paralel, yang terpenting adalah penyiapan sumber daya manusia. Kesiapan destinasi harus didukung oleh hospitality yang baik.

Apalagi, lanjutnya, pariwisata tidak hanya mengandalkan destinasi, tetapi juga bagaimana mampu mengemas dalam bentuk cerita yang menarik. Bahkan untuk kuliner bisa dikemas dalam bentuk story telling yang baik, misalnya ketika menyuguhkan sebuah menu makanan berbarengan dengan penayangan video yang berisi tentang filosofi dan sumber bahan tersebut.

"Sehingga ketika menikmati makanan wisatawan juga memiliki wawasan dan kesan yang mendalam," jelasnya.