MEDAN - Kenaikan harga cabai merah di Kota Medan yang menyentuh angka Rp40 ribu/kg, diprediksi akan mendorong laju inflasi di Sumatera Utara (Sumut) pada bulan September. "Kenaikan harga cabai berpeluang mendorong lonjakan inflasi di bulan September. Kita perlu mengkhawatirkan karena sumbangsihnya terhadap inflasi sangat besar," ungkap pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (2/10/2017).

Diutarakannya, tahun lalu kenaikan harga cabai membuat laju tekanan inflasi di Sumut sangat signifikan. Oleh karenanya, jangan sampai tahun ini cabai mengulang kenaikan yang sama dan membuat tekanan laju inflasi naik tajam.

Menurut dia, pada dasarnya harga cabai sangat sulit dipermainkan oleh pihak tertentu. Sebab, karakteristiknya yang gampang busuk. Sehingga potensi kerugian yang ditimbulkan jika menimbun cabai sangat besar. Kecuali, memang ada cold storage yang digunakan untuk mengawetkannya.

"Pemerintah daerah harus turut andil dalam pengendalian harga di masyarakat. Karena cabai ini komoditas yang banyak dikonsumsi masyarakat khususnya Sumut. Tren kenaikannya berlangsung secara konsisten dalam beberapa pekan terakhir. Oleh karenanya, ini perlu dikhawatirkan dan dicari jalan keluarnya," sebut Gunawan.

Ia menambahkan, menghadirkan cabai dari wilayah luar bukan perkara gampang. Selama ini ketersediaan cabai umumnya sangat didominasi oleh kemampuan Sumut dalam menghasilkannya sendiri.

"Jadi jika berfokus pada penyelesaian masalah internal, maka semuanya akan teratasi," tukasnya.

Sebagaimana diketahui, harga cabai merah naik dari Rp36 ribu/kg menjadi Rp40 ribu/kg. Faktor penyebab kenaikan harga bumbu dapur tersebut belum diketahui secara pasti.