PEKANBARU - Ketua DPD RI yang juga Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang menginginkan Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiwa (Sapma) Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang mampu membangkitkan generasi muda di Indonesia.

Hal itu ia ungkapkan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Sapma PP di Pekanbaru, Riau (28/9/2017).

Oso sapaan Oesman Sapta juga menegaskan, Sapma harus bisa membawa generasi muda bangkit dengan hati nurani untuk mengisi pembangunan dan mengamalkan nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bineka Tunggal Ika.

"Sekarang ini saatnya kebangkitan Sapma. Artinya ini hari adalah hari kebangkitan generasi muda," kata Oso.

Senator Asal Kalimantan Barat yang saat ini menjabat Ketua Umum Partai Hanura itu juga menegaskan, kebangkitan generasi muda harus dimulai dengan hari nurani.

" Jangan hanya menggunakan otak. Kalau cuma pakai otak bisa lupa, kena stroke hilang. Tapi, kalau gunakan hati nurani dalam hati pun selalu bisa menyebut bangkit, bangkit dan bangkit," ungkap Oso.

Oso berpesan anak-anak yang ada di dalam Sapma tidak boleh saling curiga. Tidak boleh menghambat kreativitas dalam mengembangkan teori-teori tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bineka Tunggal Ika. "Biarkan anak muda kreatif. Semua itu harus ada di dalam hati nurani," jelasnya.

Kepada Ketua Umum Sapma Yedidiah Soerjoesoemarno dan seluruh jajaran Oso menitip pesan untuk selalu melaksanakan 5 S dalam menjalankan organisasi. S pertama adalah strategi. "Saya akan ikuti terus ke mana strategi mereka. Kenapa, karena ini pesan dari Ketua Umum MPN PP Japto Soelistyo Soerjosoemarno," kata Oso.

S kedua adalah struktur organisasi. S ketiga adalah skill. Oso mengingatkan agar selalu menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat pula.

"The right man in the right place. Jadi jangan karena kasihan, teman, tapi bodoh diletakkan di organisasi. Nanti tidak jalan organisasi," katanya.

Kemudian, S berikutnya adalah sistem. Kata Oso, jika punya strategi, struktur dan skill tapi tidak memiliki sistem maka organisasi akan amburadul.

"Tata krama akan ditinggalkan," tegasnya.

S terakhir adalah speed dan target. Dia mencontohkan, masa jabatan ketum Sapma dalam tiga tahun harus punya target dan jelas. Serta waktu realisasi target harus diperhatikan.

"Lakukan suatu penilaian setiap enam bulan sekali, apa hasil yang sudah dilakukan. Ini berlaku untuk semua organisasi," kata Oso.

Ketum Sapma Yedidiah Soerjosoemarno dalam sambutannya mengatakan, sengaja mengundang Oso untuk meminta arahan dan membuka rakernas.

"Kami memohon arahan bagaimana peran serta pemuda dalam pembangunan ke depan. Bagaimana putra daerah dapat membangun daerah. Mohon bimbingan kami diarahkan belajar lurus, tidak belok-belok," ujar Yedidiah.

Dia berharap Sapma dalam memberikan semangat baru, visi misi yang tepat sehingga bisa melanjutkan program kerja yang tepat sasaran.

"Insyaallah Sapma bisa melahirkan kader terbaik. Insyaallah Pemuda Pancasila bisa lahirkan pemimpin yang berjiwa negarawan," kata Yedidiah.

Japto Soerjosoemarno mengatakan, PP adalah satu ormas yang berbasis massa. Aktivitasnya lebih condong kepada kegiatan sosial.

"Berbasis massa, sebab untuk menyelenggarakan program kebih baik dikerjakan bersama-sama," katanya.

Sementara itu, menurut Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Sapma termasuk di Riau bisa menghadirkan pemikiran untuk membawa generais muda Indonesia lebih baik ke depan.

"Semoga ada pemikiran dan ide yang bisa membawa perubahan,” kata dia.

Pembukaan rakernas dihadiri ratusan anggota Sapma. Hadir pula Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Cucu Somantri, Instiawati Ayus, Rosti Uli Purba, para ketua partai politik di Riau, pelajar, mahasiswa dan undangan lainnya. ***