SERDANG BEDAGAI–Petani berdomisili dibeberapa Sei Rampah, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalifah terpaksa harus mengelus dada.

Pasalnya padi telah siap panen disapu banjir lebih dari dua pekan. Akibatnya padi belum dipanen petani sebagian besar menghitam dan tumbuh. Hal itu disebabkan air mengenangi padi telah menguning.

Salahsatu dialami warga dibeberapa desa di Kecamatan Bandar Khalifah, Sergai. Terdapat puluhan hektar pagi siap panen terendam air. Tingginya debit air membuat warga kesulitan panen.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Gapoktan Sepakat Desa Gelam Sei Serimah, Kecamatan Bandar Khalifah Williwono Harianja mengatakan, banjir terjadi di Kecamatan Bandar Khalifah dan menggenangi persawahan bukan hanya jebolnya tanggul sungai Padang. Namun air dari kiriman dari sei Bamban.

“Banjir sudah surut dipemukiman warga, namun air masih menggenangi persawahan,” terang Harianja.

Dikatakannya, petani dibeberapa desa merugi disebabkan padi telah siap panen tidak dapat diambil disebabkan tingginya debit air diareal persawahan. Selain itu tidak adanya pekerja mau memotong padi dilokasi banjir.

“Kalaupun ada para pekerja minta upah mahal karena kondisi padi hendak dipanen berada dilokasi banjir,” terangnya.

Akibatnya, kata Harianja, sebagian petani membiarkan padinya tidak dipanen, akibat terendam air, padi telah menguning berubah menjadi hitam. “Akibat banjir petani rugi akibat padi tidak dapat dipanen sesuai waktunya,” bilang Harianja.