JAKARTA - Salah satu petenis meja difabel andalan Indonesia David Jacobs, belum terpikir olehnya untuk pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya hingga ke penjuru dunia. Atlet yang memiliki nama lengkap Dian David Michael Jacobs ini menyatakan jika dirinya masih bisa bersaing dengan atlet-atlet para tenis meja internasional lainnya.

Pada perhelatan pesta olahraga dua tahunan negara-negara se-ASEAN penyandang disabilitas ini, pria kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni 1977 tersebut dibebankan target meraih medali emas dari nomor tunggal putra dan beregu.

Bahkan, setelah tampil di ASEAN Para Games ke-9 dan Asian Para Games 2018 yang digelar di Indonesia, David menuturkan jika dirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan prestasi guna bisa bertanding di Paralimpiade 2020.

"Saya masih mau bermain dan menargetkan bisa tampil di Paralimpiade 2020 di Tokyo, Jepang," tutur David, pasca melakukan latihan jelang ASEAN Para Games ke-9 di Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC), Kuala Lumpur, Jumat (15/9/2017).

Pria yang pernah menyabet medali perunggu dalam paralimpiade musim panas London 2012 kala tampil di kelas TT10 itu berharap terhadap rekannya sesama petenis meja difabel asal Indonesia, Komet Akbar juga bisa menembus babak kualifikasi dan bisa mendampinginya tampil di Paralimpiade 2020 mendatang.

"Jika saya dan Akbar lolos, maka kami bisa bermain di nomor tunggal dan beregu, sehingga peluang untuk mendapatkan medali menjadi lebih besar," tutur David.

Seperti diketahui, nama David Jacobs sendiri cukup disegani di kancah tenis meja para. Meski difabel, David sempat bertanding di ajang SEA Games pada tahun 2001, 2003, 2005, 2007 dan 2009 dengan prestasi tertinggi meraih medali perak.

Pada tahun 2015, David Jacobs dianugerahi gelar Atlet Difabel Putra Terbaik tahun 2015 oleh Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF), yang diserahkan secara resmi di Portugal. Saat ini, berdasarkan data terkini ITTF, Jacobs berada di peringkat ketiga petenis meja difabel kelas 10 dunia, berada di bawah Patryk Chojnowski asal Polandia di posisi pertama dan Yang Ge asal China di peringkat kedua. Selain David, petenis Indonesia lain yang berada di 20 besar peringkat atlet difabel ITTF adalah Komet Akbar di posisi ke-18.

  Adapun cabang olahrga tenis meja difabel, selain dibagi dengan nomor-nomor, juga dibedakan berdasarkan kelas kedifabelannya seperti di kelas 1-5 merupakan atlet difabel yang tidak bisa berdiri dan harus bergerak dengan kursi roda, sedangkan kelas 6-10 merupakan atlet difabel tuna daksa tetapi masih bisa berdiri dan terakhir di kelas 11 adalah atlet tenis meja dengan tuna grahita.***