MEDAN-DPW Pemuda Perindo Sumut berkomitmen mengorbitkan kaum muda untuk ikut ambil bagian dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.
Oleh karenanya, DPW Pemuda Perindo Sumut menggelar Sekolah Caleg yang telah digelar untuk kedua kalinya di Mie Ayam Jamur Haji Mahmud, Jalan Abdullah Lubis, Medan, Rabu (13/9).
Sekolah tersebut, kata Ketua DPW Pemuda Perindo Sumut M. Hasbi Simanjuntak, akan memberi pembekalan untuk menjadi calon legislatif.
"Kegiatan ini sebagai pembekalan kepada siapapun yang punya minat untuk menjadi calon legislatif, hingga secara eksternal terbuka untuk umum," katanya.
Hasbi berharap, setelah mengikuti sekolah caleg tersebut, para peserta dapat langsung menerapkannya ke masyarakat.
"Setelah para peserta memperoleh pengetahuan dalam sekolah calon legislatif ini, mereka dapat menerapkannya langsung dari sekarang di tengah masyarakat," jelas Hasbi.
Dengan begitu, calon legislatif, terlebih untuk kaum muda, dapat meminimalisir kekuatan uang dalam pileg. Dalam kata lain, penguatan modal sosial kemasyarakatan dapat menjadi solusi atas besarnya kebutuhan uang dalam berkampanye.
"Agar biaya berbentuk uang akan dapat dikonversi menjadi modal sosial kemasyarakat. Dan itu harus dimulai sejak saat ini, bukan bermain di ujung menjelang pencoblosan," demikian Hasbi.
Sekolah tersebut, kata Ketua DPW Pemuda Perindo Sumut M. Hasbi Simanjuntak, akan memberi pembekalan untuk menjadi calon legislatif.
"Kegiatan ini sebagai pembekalan kepada siapapun yang punya minat untuk menjadi calon legislatif, hingga secara eksternal terbuka untuk umum," katanya.
Hasbi berharap, setelah mengikuti sekolah caleg tersebut, para peserta dapat langsung menerapkannya ke masyarakat.
"Setelah para peserta memperoleh pengetahuan dalam sekolah calon legislatif ini, mereka dapat menerapkannya langsung dari sekarang di tengah masyarakat," jelas Hasbi.
Dengan begitu, calon legislatif, terlebih untuk kaum muda, dapat meminimalisir kekuatan uang dalam pileg. Dalam kata lain, penguatan modal sosial kemasyarakatan dapat menjadi solusi atas besarnya kebutuhan uang dalam berkampanye.
"Agar biaya berbentuk uang akan dapat dikonversi menjadi modal sosial kemasyarakat. Dan itu harus dimulai sejak saat ini, bukan bermain di ujung menjelang pencoblosan," demikian Hasbi.