MEDAN-Hingga akhir Agustus 2017, luas lahan pertanian tanaman padi yang tercover asuransi usaha tani padi (AUTP) di Sumatera Utara (Sumut) masih berkisar 13.000-an hektare dari yang ditargetkan berkisar 30.000-an hektare.

"Yang paling banyak adalah petani di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) ada berkisar 8.000-an hektare," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, M Azhar Harahap kepada wartawan, Kamis (31/8/2017), di Medan.

Menurut Azhar didampingi Kasi Pembiayaan dan Investasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Lucyantini, rendahnya minat petani masuk asuransi karena minimnya pemahaman petani terhadap manfaat dari asuransi ditambah dengan belum ada yang pernah mengalami gagal panen di daerah itu.

"Biasanya kalau ada yang pernah mengalami gagal panen atau puso karena kekeringan atau kebanjiran barulah petani sadar pentingnya asuransi tersebut," katanya.

Karena itulah, kata Azhar, pihaknya terus melakukan sosialisasi AUTP kepada petani padi. Apalagi, premi yang dibayarkan hanya berkisar Rp 36.000 per hektare dari total premi yang dibayarkan sebesar Rp 180.000 per hektare.

"Jadi lebihnya atau berkisar Rp 144.000 disubsidi pemerintah. Petani hanya membayar Rp 36.000 tiap hektarenya untuk satu musim tanam. Sementara manfaat yang diterima bila mengalami kegagalan akibat bencana banjir, kekeringan dan terserang hama penyakit, sebesar Rp 6 juta per hektare per musim tanam," jelas Azhar.

Memang kata Azhar, dibandingkan dengan tahun lalu, kepesertaan asuransi tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu yang hanya berkisar 11.500 hektare. Begitu pun, pihaknya akan terus menggenjot kepesertaan asuransi tani padi ini hingga target yang ditetapkan 30.000 hektare tercapai

Apalagi sisa waktu empat bulan ini merupakan puncak tanam padi. "Syaratnya petani harus masuk menjadi anggota kelompok tani. Itu saja syaratnya," kata Azhar mengenai persyaratan untuk menjadi peserta AUTP.

Namun, ke depan, lanjut Azhar, pihaknya mencoba mengusulkan ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian agar mengalokasikan anggaran untuk asuransi tani jagung di samping tanaman padi.

Karena tiap tahun yang paling banyak mengalami kegagalan adalah petani jagung di Kabupaten Karo, yang merupakan sentra terbesar penanaman jagung di Sumut.

"Untuk asuransi tani padi ini biayanya langsung dari pusat (Kementan) ke perusahaan asuransi Jasindo," kata Azhar.