MEDAN-Poldasu tidak akan ragu untuk melakukan tindakan tegas dan terukur kepada pengedar dan bandar narkoba. Para bandar tidak pernah berpikir dampak akibat perbuatan mereka yang merusak masa depan generasi bangsa Indonesia. Mereka hanya berpikir bagaimana memperoleh uang dari bisnis haram tersebut.

Demikian dikatakan Kabid Humas Poldasu Kombes Rina Sari Ginting saat memaparkan penangkapan empat orang bandar narkoba yang satu diantaranya tewas ditembak polisi di depan Ruang Jenazah Rumkit Bhayangkara Medan.

"Oleh sebab itu, kita mohon dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di Sumut untuk berperan serta dalam upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba serta memberikan informasi kepada pihak kepolisian," kata Rina.

Dikatakan Rina, selain mengamankan empat tersangkanya, polisi juga menyita sabu seberat 2 kg dalam Operasi Antik Toba 2017. "Komitmen Poldasu dalam pengungkapan kasus narkoba tidak akan pernah mundur, apalagi bandar yang terkait jaringan internasional yang berusaha melawan petugas atau berusaha melarikan diri," ungkap Rina.

Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polsu, Hendri Marpaung menjelaskan bahwa pola yang dilakukan saat ini sama seperti sebelumnya yaitu undercover buy. "Para tersangka ditangkap pada Senin (21/8) di wilayah Sunggal, Medan. Barang bukti ini berasal dari Malaysia yang masuk melalui Aceh dan akan didistribusikan ke Aceh, Medan dan Palembang," kata Hendri.

Dari hasil penangkapan tersebut disita barang bukti berupa dua bungkus teh Cina warna kuning berisikan narkotika jenis sabu dengan berat dua kg, enam HP dan satu unit mobil pajero sport warna hitam.

"Keempat pelaku adalah Raja Mangaliat Hutapea alias Pak Jess, Anton Sopian alias Adi, Riki Rezeki alias Crup dan Tarmizi M Yusuf alias Faisal (tewas) akibat melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Para tersangka dijerat Pasal 114 ayat (2) subsidair Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang penyalahgunaan narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 Ta­hun dan maksimal hukuman mati," terang Hendri.