SERDANG BEDAGAI - Beberapa warga Teluk Mengkudu, Sergai kena tipu akibat wacana pembangunan mega proyek kawasan industri Asean dengan lahan 2.000 hektar di sekitar bibir pantai di beberapa kecamatan di Sergai. Akibatnya, uang seratusan warga raib dilakukan 3 oknum mengaku sebagai perwakilan dari salah satu investor.

Hal ini seperti yang dialami H Abzar (65) dan H Hasan. Warga Dusun 1, Desa Pematang Kuala, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai ini kehilangan seratusan rupiah akibat tertipu oknum mengaku wakil investor PT Sunrice Intl perwakilan (Indonesia North Of Sumatra).

“Kami telah mengadukan tiga oknum mengaku perwakilan dari investor PT Sunrice Intl perwakilan (Indonesia North Of Sumatra),” terang H Abzar di rumahnya, Selasa (22/8/2017).

Menurut dia, ketiga oknum itu mengaku dari perwakilan investor pembebasan lahan untuk kawasan Industri Asean yang akan dibuka di sekitar kawasan bibir pantai Kecamatan Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu dan Bandar Khalifah.

Adapun ketiga pelaku yang dilaporkan ke Polres Sergai diantaranya Eri Dharma Putra (46) warga komplek Royal Monaco, Medan yang mengaku sebagai wakil investor PT Sunrice Intl perwakilan (Indonesia North Of Sumatra), Ir Suparno S (53) warga komplek Gading Mas, Medan mengaku wakil Direktur pengelolaan lapangan dan M Taufik Rangkuti (53) warga Tanjung Morawa, Deli Serdang mengaku Asisten kordinator.

“Ketiganya telah kita laporkan ke Polres Sergai sesuai dengan isi perjanjian dan kwitansi uang mengambilan dilakukan para oknum kepada kami,” terang H Abzar.

Dirinya pun membeberkan isi dalam surat perjanjian kerja sama dalam pembebasan lahan sebagai kawasan industri. Dirinya diangkat menjadi Ketua tim pembebasan lahan.

“Pengangkatan Ketua tim membuat mereka terus meminta uang dengan dalih untuk biaya operasional,” terang H Abzar.

Dikatakan H Abzar, Taufik salah satu pelaku selalu menolak ketika mereka minta tentang investor Cina ingin membeli lahan di bibir pantai dengan dalih proyek tersebut rahasia.

“Taufik selalu bilang proyek tersebut rahasia, sehingga mereka tidak boleh mengetahui nama investor. Tapi mereka sering minta uang dengan dalih mau rapat dan jumpa investor di Jakarta,” paparnya.