MEDAN - Modus penipuan dengan cara berpura-pura membeli emas asli dengan menukarkannya dengan emas palsu kembali terjadi di wilayah hukum Polsek Percut Sei Tuan. Kali ini korbannya yang enggan menyebutkan identitasnya ini diketahui pemilik Toko emas "Jimmi" yang berada di Jalan Aksara, Kecamatan Medan Tembung. Akibatnya, korban mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta.

Informasi yang diterima, Selasa (15/8/2017), aksi nekat pelaku terjadi pada April 2017 lalu. Pelaku yang diketahui bernama Eca (25) warga Jalan Gaharu I, Kecamatan Medan Timur masuk ke toko korban dengan modus berpura-pura ingin membeli perhiasan.

Dengan kondisi toko yang ramai pembeli, pelaku langsung memanfaatkan situasi tersebut.

Melihat penjaga toko sedang lengah, pelaku langsung mengambil gelang konco emas Surabaya dari dalam steling dan meninggalkan sebuah cicin palsu di atas steling.

"Usai cincinnya berhasil dipegangnya, pelaku berpura-pura menelpon dan berjalan keluar toko dengan alasan memanggil temannya dulu. Selanjutnya dia langsung kabur menghilang," kata korban.

Tak sampai di situ saja, lantaran aksi pertama berhasil, pelaku kembali lagi dengan mendatangi toko emas yang berada di sebelah toko emas "Jimmi" dengan aksi yang serupa.

"Perempuan itu ditangkap, Selasa (15/8/2017) pukul 16.00, karena tadi dia mencoba menukarkan cincin emas yang asli dengan yang palsu. Namun diketahui oleh pemilik toko. Jadi begitu dia ditangkap saya langsung membuka jilbabnya, ternyata orangnya sama dengan orang yang mencuri gelang emas saya. Begitu diinterogasi, dia pun mengakuinya. Selanjutnya, ia langsung kami serahkan ke Polsek Percut Sei Tuan," sebut pemilik toko emas Jimmi.

Pelaku saat diwawancarai wartawan mengakui perbuatannya.

"Baru kali ini aku bang melakukan hal seperti ini. Kalaupun berhasil, emasnya akan aku jual dan uangnya aku buat untuk biaya hidup dan biaya sekolah anakku," pungkasnya.

Salah seorang petugas Polsek Percut Sei Tuan ketika dikonfirmasi membenarkan membenarkan.

"Pelaku masih kita amankan. Korban tidak ingin membawa barang buktinya, sehingga korban tidak jadi membuat laporannya," ujar salah satu petugas SPKT yang tidak ingin namanya disebut.