MEDAN - Aksi Aliansi Umat Islam Bela Al Aqsha Sumut, Minggu (23/7/2017) siang yang diikuti ribuan orang di bundaran Jalan Gatot Subtoro, berhasil mengumpulkan Rp200 juta dari massa yang hadir. Dana ini nantinya akan disalurkan melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), salah satu lembaga yang berhubungan langsung dalam penyaluran bantuan untuk warga Palestina.

Widodo, salah seorang kordinator lapangan aksi ini menjelaskan antusias warga untuk menyumbang sangat luar biasa. Bahkan menurutnya, banyak yang menyumbang tanpa ingin diketahui siapa dan darimananya.

“Banyak yang enggak mau menonjolkan diri, atau organisasi, semuanya ikhlas Lillahi ta’ala,” ujarnya.

Pihaknya juga menyampaikan banyak terima kasih atas keperdulian umat Islam pada aksi ini terhadap saudara-saudara di Palestina.

Sebelumnya dalam aksi ini, Aliansi Umat Islam Bela Al Aqsha yang terdiri dari berbagai elemen ormas menyerukan enam poin.

Dalam pernyataan sikapnya mereka mengutuk dengan sangat keras penyerangan di Masjid Al Aqsa dan pelarangan umat Islam untuk beribadah di dalamnya oleh penjajah yahudi Israel.

“Kami juga meminta kepada pemerintah Indonesia khususnya Presiden Jokowi untuk tidak hanya mengecam dan mengutuk saja, tetapi mengambil tindakan nyata untuk menghentikan kepongahan dan kebiadaban penjajah yahudi Israel terhadap rakyat Palestina dan Masjid Al Aqsa,” ujar Kordinator Aksi Rahmad Dani.

Ketiga, mereka meminta kepada PBB dan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak tegas terhadap penjajah yahudi Israel dengan menjatuhian sanksi ekonomi dan militer serta memerintahkan Israel untuk keluar dari tanah Palestina dan mengembalikan semua tanah yang telah dirampas dari Rakyat Palestina.

“Meminta kepada PBB juga untuk memerintahkan kepada negara negara yang berbatasan dengan Palestina untuk membuka semua blokade dan membebaskan perbatasan bagi seluruh rakyat Palestina dan negara/pihak lain yang membawa kebutuhan bagi rakyat Palestina,” tegasnya.

Rahmad Dani juga mengimbau kepada umat Islam Indonesia dan dunia untuk tidak membeli dan mengonsumsi barang dan produk dari perusahaan yang mendukung dan mendonasikan keuntungannya kepada penjajah Israel.

“Karena dengan membeli dan mengonsumsi produk mereka sama artinya dengan memberikan peluru untuk membantai saudara-saudara kita di Palestina,” tukas.

Selanjutnya, poin keenam yang tak kalah penting adalah mengingatkan kepada pemerintah Indonesia bahwa kita rakyat Indonesia pernah berutang kepada bangsa Palestina saat masa kemerdekaan.

“Bangsa Palestina adalag negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu sudah sepantasnya Bangsa Indonesia terus berkomitmen mendukung kemerdekaan Bangsa Palestina dari penjajah yahudi Israel dan ini juga sesuai dengan amanah UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” bebernya.