MEDAN-Gubernur Sumut Erry Nuradi harus bersikap tegas kepada Komisaris Utama (Komut) Bank Sumut Rizal Palevi, agar kondusifitas bank tetap terjaga.

Sikap yang ditunjukan Rizal Palevi belakangan ini sudah sangat keterlaluan sebagai komisaris utama, berbeda dengan komisaris lainnya seperti Hendra Arbi dan Berata Kesuma.

Rizal Palevi sebagai komut tidak lagi berkoordinasi dengan komisaris lainnya dalam mengambil keputusan. Sampai-sampai kewenangan direksi pun diurusinya.

"Gubsu harus ambil sikap jika ingin Bank Sumut tetap kondusif. Sikap Rizal Palevi itu sudah tidak sesuai dengan tufoksinya, sudah terlalu jauh dia mengatur sampai-sampai urusan direksi pun dicampurinya," ucap Anggota Komisi C DPRD Sumut Muhri Fauzi Hafiz kepada wartawan di kawasan Gajah Mada, Selasa 18 Juli 2017.

Menurut Muhri, ada keanehan yang terjadi di internal Bank Sumut, khususnya pada jajaran komisaris. Ada kesan Rizal Palevi ingin menguasi Bank Sumut, mengingat pemilihan gubernur sumut (pilgubsu) tidak lama lagi.

"Seingat kita, Rizal Palevi itu duduk sebagai komisari pada masa Dirut Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu. Ini seperti signal bahwa Rizal palevi mencoba mengotak-atik Bank Sumut untuk kepentingan Pilgubsu. Apakah Tengku Erry tau atau tidak? kita meragukan," seru Muhri.

Sebagai wakil rakyat, Muhri menginginkan ketegasan Tengku Erry sebagai pemegang saham pengendali (PSP), agar Bank Sumut tidak terlibat dalam "pertempuran" politik menjelang Pilgubsu.

Jika hal ini dibiarkan, sambung Muhri, ia mencurigai sikap Tengku Erry. "Jika Erry tidak bertindak cepat dan tegas terhadap Rizal Palevi, sepertinya mereka setali tiga uang. Jika itu tidak benar, berarti Rizal Palevi telah membuat malu Tengku Erry," tandasnya.

Muhri juga menanggapi adanya staf ahli komisari utama. Idealnya, Muhri menilai hal itu sangat tidak wajar. "Apa fungsi staf ahli itu, siapa yang menandatangani SK nya," tanya Muhri.

Informasi diperoleh, Komisari Utama (Komut) Bank Sumut Rizal Palevi memiliki staf ahli bernama Tumpal Panggabean. Tumpal diketaui pernah berunjukrasa kasus korupsi mantan gubernur sumut gatot pujo Nugroho di gedung KPK.

Tidak sampai situ, Tumpal juga mulai mengotak-atik direksi bank sumut, khususnya soal dana CSR. Ia bersama seorang temannya ingin menguasai penyaluran dana CSR Bank Sumut sebagai konsultan. Aksi Tumpal inipun mendapat dukungan dari Rizal Palevi.

Tidak itu saja, Rizal Palevi sudah sangat keterlaluan. Selain mencampuru urusan direksi sampai ketingkat cabang, ia juga mengakali direksi bank sumut pada saat pesta pernikahan anaknya, baik di medan maupun di luar medan.

Dengan modus rapat kerja (raker), ia memanfatkan komisarisa tingkat cabang dan direksi untuk datang ke pesta pernikahan anaknya. Di Medan, Rizal Palevi membuat raker komisaris yang waktunya berdekatan dengan acara pesta pernikahan anaknya.

Di daerah, Rizal Palevi membuat raker direksi agar jajaran direski bank sumut hadir di acara pesta pernikahan anaknya. Ia juga memanfaatkan securty bank sumut untuk menjaga rumahnya. Dan hal itu tidak dikoordinasikannya dengan komisaris lainnya.

Terakhir, Rizal Palevi juga akan mengotak-atik jabatan untuk menempatkan seseorang di posisi yang strategis agar penyaluran dana CSR bisa dikuasai.