PEKANBARU – Pemindahan sejumlah tahanan dari Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Sialang Bunguk, Pekanbaru diwarnai keributan, Minggu (15/7/2017) dini hari tadi. Namun, berkat kesigapan aparat kepolisian dan petugas rutan situasi dapat terkendali. Para tahanan menurut rencana akan dipindahkan ke tiga lapas yang ada di Riau, namun pemindahan tersebut diwarnai penolakan dari para tahanan. “Situasi terakhir kondusif, dan masih pendataan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, Minggu (16/7/2017).

Guntur mengatakan, sejumlah tahanan berteriak-teriak dan mengetok-ngetok besi sel dengan cangkir seng.

“Ada yang berteriak-teriak merasa tidak nyaman di Rutan Sialang Bungkuk. Wajar ribut-ribut, teriak-teriak,” kata Guntur.

Dijelaskan Guntur, pemindahan tahanan perlu dilakukan karena kondisi Rutan yang kelebihan kapasitas. Saat ini, Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru dihuni sejumlah 1.231 tahanan, dengan rincian Blok A sebanyak 28 kamar yang dihuni 315 orang tahanan. Blok B sebanyak 32 kamar dengan jumlah tahanan 467 orang.

“Kerawanan lebih tinggi dari blok lain,” ujar Guntur.

Sedangkan, blok C sebanyak 27 kamar dengan jumlah napi 415 orang.

“Sebanyak 34 orang napi berada di luar, dapur dan klinik,” kata Guntur.
Berdasarkan rapat koordinasi sebelum pemindahan, menurut Guntur, rencananya ada 21 orang tahanan Rutan yang akan dipindahkan ke sejumlah Lembaga Pemasyarakatan di wilayah Riau. Tujuan lokasi pemindahan yaitu Lapas Bangkinang, Kampar, Lapas Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu, dan Lapas Tembilahan. Pemindahan yang dilakukan sejak Sabtu (15/7/2017) malam itu melibatkan ratusan personel dari Lapas dan Polri.

“Petugas Lapas sebanyak 150 orang, Polri sebanyak 600 orang,” katanya.

Saat ini situasi di sekitar Rutan sudah terkendali, namun petugas kepolisian masih disiagakan.