MEDAN-Hambatan perdagangan antara Indonesia dan Turki telah dibebaskan menyusul pertemuan Presiden Indonesia Jokowi dengan Presiden Turki Erdogan di Turki pekan kemarin. Pembebasan hambatan perdagangan itu dinilai sebagai langkah positif untuk menggenjot perdagangan antara kedua negara.

Indonesia dipandang berpeluang memetik untung dari Turki bilamana digenjot kinerja perdagangan.

Anggota Komite Energi dan Industri Nasional (KEIN) DR Benny Pasaribu MEc mengatakan, Provinsi Sumatera Utara dengan komoditas ekspor unggulannya, harus menggenjot kinerja ekspor ke Turki.

"Saya pikir ini kesempatan bagus untuk Indonesia, khususnya Sumut, dimana Sumut punya banyak komoditas unggulan ekspor," kata Benny Pasaribu.

Benny yang pernah menjabat Ketua Komisi Anggaran DPR RI ini mengatakan komoditas unggulan ekspor Sumut adalah cukup prospektif bagi pasar Turki. Apalagi saat ini Turki sedang dalam masa pembenahan ekonomi yang bersiap menjadi salah satu poros kekuatan baru ekonomi di Eropa.

Adapun komoditas ekspor unggulan itu seperti golongan barang lemak dan minyak hewan, karet dan barang dari karet, berbagai produk kimia, bahan kimia organik, kopi, teh, rempah-rempah, tembakau, buah-buahan, sabun dan preparat pembersih, ikan dan udang , kayu, barang dari kayu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, kinerja ekspor Sumut ke Turki selama Januari - Maret 2017 cukup prospektif, khususnya dari golongan barang karet (dan barang dari karet).

Selama periode itu, nilai ekspor Sumut ke Turki dari golongan barang karet (dan barang dari karet) mencapai US$19,206 juta atau meningkat 7,850 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi mengatakan nilai ekspor Sumut pada periode Januari - Mei 2017 tercatat US$3,849 miliar. Ini menunjukkan kinerja ekspor yang menggembirakan. "Dan secara kumulatif Januari - Mei 2017 itu, Sumut surplus dalam neraca perdagangan luar negeri sebesar US$2,140 juta," ujarnya.