MEDAN-Pelaku pariwisata mengharapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah pusat mempercepat pembangunan jalan alternatif Tanjungmorawa-Seribu Dolok-Tongging (Rawasering) untuk mengurai kemacetan jalur Medan-Berastagi hingga ke tujuan wisata di pinggiran Danau Toba di Kabupaten Tanah Karo.

Dedi Nelson, pelaku pariwisata di Tanah Karo, mengatakan saat liburan Idulfitri 1438 H, pihaknya menemukan banyak terjadi kemacatan panjang dari dan menuju objek wisata di dataran tinggi itu.

"Kemacetan sangat dirasakan oleh wisatawan lokal yang akan berliburan ke daerah wisata di Berastagi, Sipiso Piso/Tongging dan Taman Simalem Resort. Mereka menghabiskan berjam jam di perjalanan sebelum sampai tujuan," kata General Manager Hotel Internasional Sibayak (HIS) Berastagi itu di Medan.

Dia mengatakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat perlu memperhatikan hal tersebut, sebab apabilah kondisinya berlanjut tentu akan mempengaruhi percepatan perekonomian dan pariwisata di Tanah Karo dan Sumatera Utara.

Makanya, tambahnya, pembangunan jalur alternatif Rawasering akan mampu mengurai kemacetan karena membuka akses ke tujuan wisata di pinggiran Danau Toba di Kabupaten Tanah Karo bagi masyarakat Tebingtinggi, Tanjungbalai, dan wisatawan dari Kualanamu.

"Mereka bisa mengunakan jalur ini di saat musim libur," kata Dedi. Saat ini, menurutnya, hanya ada satu akses yang bisa dilalui ke objek wisata di Tanah Karo dari Medan sehingga kerap terjadi antrian panjang kendaraan di jalan saat libur, seperti Idulfitri barusan.

"Apabilah jalur Rawasering menjadi prioritas dan segera dikerjakan pembangunannya, tentu akan mempercepat laju pengembangan perekonomian dan pariwisata di daerah ini, termasuk daerah yang masuk jalur Rawasering," katanya.

Selain itu, Dedi menambahkan, jalur ini akan menghemat waktu perjalanan dari Kualanamu atau Lubukpakam menuju Tongging. "Akan ada peningkatan kunjungan wisatawan sejalan dengan lancarnya jalur transportasi ke daerah ini," katanya.