MEDAN-Setelah melemah sejak awal tahun, Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Utara (Sumut) mulai "kinclong". Meski hanya naik 0,47% dari 99,07 di bulan Mei 2017 menjadi 99,54 pada Juni 2017, kenaikan ini menghadirkan optimisme pada petani.

Terlebih kenaikannya juga didorong oleh subsektor unggulan di Sumut yakni tanaman pangan (padi dan palawija) dan tanaman perkebunan rakyat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, NTP subsektor tanaman pangan naik 0,12% dari 95,16 menjadi 95,36 pada Juni 2017. Kemudian subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,96% dari 97,24 menjadi 98,17 dan subsektor peternakan naik 0,88% menjadi 112,57 dari Mei 2017 sebesar 111,59.

Selain itu, subsektor perikanan juga naik 0,75% dari 102,61 di bulan Mei 2017 menjadi 103,38 pada Juni 2017. "Pada bulan Juni, hanya subsektor hortikultura yang mengalami penurunan sebesar 0,94%. NTP subsektor ini turun menjadi 93,24 dari 94,13 pada Mei 2017," kata Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, di Medan.

Berdasarkan pemantauan harga-harga di pedesaan Sumut pada Juni 2017, ada kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Sementara itu, indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

Pada Juni 2017, It Sumut mengalami kenaikan sebesar 0,23% dibandingkan dengan It Mei 2017. BPS mencatat, It Sumut pada Juni 2017 naik menjadi 127,46 dari Mei 2017 sebesar 127,16.

Kenaikan It terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,61%, subsektor peternakan sebesar 0,84% dan perikanan sebesar 0,8%. Sedangkan It subsektor tanaman pangan turun 0,05% dan hortikultura turun sebesar 1,17%.

Menurut pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, meski naik namun NTP Sumut yang masih di bawah 100 menjadi "PR" besar. "Karena jika di bawah 100, daya beli petani kita itu masih lemah. Belum bisa benar-benar menikmati hasil pertaniannya," katanya.

Diperlukan upaya lebih maksimal untuk mendorong sektor pertanian terutama jika mengingat sektor ini masih menjadi andalan untuk mendongkrak perekonomian Sumut. Petani harus digiring menjadi petani yang handal sehingga menghasilkan produk yang unggul dan berkualitas.

Tapi di samping itu, upaya tersebut harus ril. Sehingga saat NTP sudah 100 atau bahkan di atas 100, petani bisa menikmatinya. Bukan hanya sekedar angka.

Ditambahkan Gunawan, perlakuan pada petani juga harus adil sehingga hasilnya maksimal. Tidak hanya fokus pada subsektor tertentu seperti yang terjadi selama ini.