PADANGSIDIMPUAN - Sejak bulan Ramadan hingga H-4 Idul Fitri 1438 H, gas elpiji 3 kg langka di Kota Padangsidimpuan. Banyak pedagang eceran tidak lagi mendapatkan pasokan dari agen. "Saya sudah keliling mencari gas 3 kg, baru saya temukan setalah menyisir puluhan kios pengecer di sejumlah desa yang dilalui," kata Nur (37), ibu rumah tangga di Kelurahan Sihitang, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Rabu (28/6/2017).

Hampir di setiap warung yang biasa tersedia mengalami kekosongan.

Pengakuan yang sama juga disampaikan warga lainnya.

"Saya sudah berjalan sepanjang kurang lebih 20 km dengan mengenderai motor, namun para kios yang biasa menjual gas selalu bilang lagi kosong. Usaha saya tidak sia-sia, tabung gas 3 kg akhirnya saya dapatkan di Desa Huta Limbong, Kecamatan Padangsdimpuan Tenggara atau sekitar 13 km dari rumah," ujar warga tersebut.

Yudi, salah satu pedagang eceran di daerah yang sama dengan ibu Nur mengakui kelangkaan gas 3 kg sudah dua minggu ini terjadi. "Kadang datang, kadang tidak, 'katanya.

Harga tabung gas 3 kg dibandrol antara Rp 21.000 -Rp 22.000/kg, padahal harga eceran tetap (HET) dari pemerintah cuma Rp 16.000.

"Sudah harganya mahal, barangnya sulit didapatkan, " keluh Nur.

Di SPBU Manunggang, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, biasanya banyak menjual gas ukuran 12 kg dan gas 3 kg. Namun setelah ditelusuri para karyawan mengatakan pasokan gas 3 kg kosong. Yang ada dan banyak tersedia di pangkalannya gas ukuran 12 kg.

"Yang tabung gas 3 kg nggak ada yang banyak itu tabung 12 kg, " kata salah satu karyawan yang tak mau disebut namannya.

Menurut pedagang, kosongnya ketersediaan stok elpiji bersubsidi itu dikarenakan adanya pengurangan pasokan.

"Kami juga tidak tahu pasti, tapi dari pangkalan katanya ada pengurangan jatah," jelas mereka.

Parahnya lagi, mereka tidak tahu pasti sampai kapan kekosongan dan kekurangan elpiji tersebut terjadi.

"Kapan masuk dan ada barang, kami tidak bisa tahu, soalnya dari yang biasa mengantar juga tidak memberi tahu," terang pedagang.