JAKARTA - Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Pusat bangga dengan masuknya wartawan olahraga Alief Syachviar dalam daftar tiga calon Sekretaris Jendral Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Sekjen PSSI).

Apalagi, posisi ini diraih Alief yang dulu berkerja di Radio Republik Indonesia dan ANTV setelah melalui tahapan seleksi ketat yang diikuti 30 peserta. Kini, Alief bersaing ketat dengan dua kandidat lainnya, Ratu Tisha Destria, dan T Alvin Aprianto.

"SIWO PWI Pusat bangga Alief mampu lolos dalam seleksi dan menilai Alief memang pantas ditunjuk sebagai Sekjen PSSI," kata Ketua Harian SIWO PWI Pusat, Gungde Ari Wangsa di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Menurut Ari Wangsa, Alief bukanlah orang baru di persepakbolaan Indonesia. Selain dia memang lama aktif meliput kegiatan sepakbola di Tanah Air, dia juga putra dari wartawan RRI, Ripto Syahfidi (almarhum) yang aktif meliput sepakbola.

Dengan bekal pengetahuan sepakbola saat aktif meliput dan ditambah pengalaman sebagai Direktur Pengembangan Pemasaran dan Bisnis Madura United, Konsultan Pemasaran PSS Sleman, dan pernah aktif di Asprov PSSI DKI Jakarta serta pernah menjadi produser sepakbola di televisi, Ari Wangsa yakin Alief mampu mengemban tugas sebagai Sekjen PSSI.

"Dengan latar belakang wartawan, Alief punya kemampuan lebih dalam hal menjalin kerjasama dan kemitraan yang lebih dekat dengan kalangan media untuk menyebarkan informasi sepakbola Indonesia. Baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

Duduknya wartawan dalam posisi strategis di dunia olahraga, kata Ari Wangsa, bukanlah hal baru. Misalnya di dunia tenis seorang wartawan Jepang yang bernama Eiichi Kawatei mampu memberikan andil besar ketika dipercaya menduduki posisi Ketua Federasi Tenis Jepang, kemudian menjadi Presiden Federasi Tenis Asia dan menjadi Wakil Presiden Federasi Tenis Internasional (ITF).

Dengan naluri kewartawanannya Kawatei bukan saja aktif menyebarkan berita tenis di Jepang dan Asia sehingga mengalami booming namun juga bisa melakukan lobi besar dalam mengembangkan tenis ke berbagai belahan dunia. Dia aktif berjuang untuk menggolkan tenis dipertandingkan di Olimpiade 1988 di Seoul. Atas kinerja dan jasanya itu Kawatei yang lahir tahun 1933 dan meninggal tahun 2013 meraih berbagai penghargaan.

"SIWO Pusat yakin Alief bisa mengikuti jejak Eiichi Kawatei dan mampu menjadikan organisasi PSSI lebih baik serta mengangkat prestasi sepakbola Indonesia ke depan," katanya.

Rencananya, PSSI akan mengumumkan Sekjen PSSI terpilih pada pekan pertama Juli 2017.

Secara terpisah, pengamat sepakbola dari Makassar Abdi Satria mengatakan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi harus memilih Sekjen dengan pertimbangan utuh dan diterima semua pihak, terutama media dan klub sepakbola.

"Jadi sekjen PSSI itu tidak cukup hanya pintar, tetapi harus memiliki hati mengurus sepakbola, punya pengalaman sepakbola yang panjang dan visi besar, karena posisi ini vital,” ujar Abdi.

Abdi yang juga wartawan sepakbola senior ini menyoroti reformasi di tubuh kepengurusan PSSI. ”Jika memang ingin melakukan perubahan, yang dipilih adalah bung Alief, karena dia lebih mengerti sepakbola dan punya pengalaman panjang manajerial di banyak klub,” ungkapnya. ***