MEDAN-Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Fisip Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) memperingati Nuzulul Quran, Senin.

Acara yang dipusatkan di Masjid Taqwa An - Nur, Desa Laubeng Keladeh, Kecamatan Namu Ukur Selatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat tersebut dihadiri oleh sejumlah civitas akademi Fisip UMSU.

Shohibul Anshor Siregar yang didaulat memberi ceramah pada peringatan turunnya Al - quran tersebut menyampaikan sejumlah persolan penting termasuk kesenjangan yang dihadapi umat islam dewasa ini, khususnya di Indonesia.

"Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Dari itu, akan ditemui kesenjangan sosial di antara kelompok-kelompok orang kaya, maka akan ditemui adanya orang miskin yang mengais makanan di tong-tong sampah," kata Shohibul Anshor Siregar dalam tausyiahnya seperti dihimpun GoSumut.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Sumatera Utara priode 1986 - 1988 ini menyebutkan, hal itu merupakan ancaman sangat parah bagi Indonesia. "Apa yang dialami Indonesia ini disebut kemiskinan struktural. Sebab, pendapatan orang kaya yang masih sedikit, serta kemiskinan yang massif," sebutnya.

Shohib mengungkapkan, hingga saat ini, negara seolah membiarkan kondisi kesenjangan itu berlangsung. Hal itu tampak jelas dari kurikulum Universitas. "Dua Perguruan Tinggi, Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI) dengan spirit keilmuan berbeda. Satu berorientasi pertumbuhan. Sementara satu lagi berorientasi pada pemerataan ekonomi. "Mafia Barkley sangat berpengaruh mengeleminir ekonomi kerakyatan. Ekonomi Pancasila terseok - seok. Koperasi hidup segan mati tak mau," ungkapnya.

Shohib mengenang, pembangunan kita merujuk pada pertumbuhan. Jauh dari pemerataan. "Masa pak Harto pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen. Sekarang di bawah 7 persen. Mau dibawa kemana kita?" Kenangnya sembari bertanya.

Ia menegaskan, seluruh persoalan yang terjadi merupakan tugas kita semua, terlebih mahasiswa. "Kita semua, mahasiswa dan kaum terdidik harus meluruskan semangat pembangunan kearah yang lebih egaliter, humanistik. Luruskan kiblat bangsa guna mencari solusi agar persoalan kemiskinan dan ketidakadilan ekonomi bisa teratasi. Ini Pekerjaan Rumah (PR) buat adik - adik IMM Fisip UMSU," tegas koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya ('nBasis) ini.

Selain itu, Shohibul berharap, di desa yang mayoritas merupakan kaum muallaf itu dapat dibangun sistem dakwah yang bisa menjadi rujukan agar ajaran dan pemahaman Islam di daerah ini semakin berkembang pesat.

Pada kesempatan yang sama, Anwar Bakti, selaku tim inisiator pembangunan masjid di Desa Laubeng Keladeh mengatakan, di malam 17 Ramadan, ia bersama anggota Forum Peduli Masjid lainnya sengaja menggelar acara pengajian untuk mengenang turunnya Alquran.

"Pembangunan masjid sudah 80 persen. Rencananya, setelah selesai pembangunan mesjid, kita akan membangun madrasah," kata Anwar.

Dijelaskannya, banyak ujian dan tantangan yang dialami umat Islam akhir-akhir ini, di Medan juga demikian. "Karena itu masjid kita harapkan sebagai penyatu kita sesama saudara seiman terutama untuk memberangus banyaknya penyakit masyarakat yang mulai berkembang pesat, salah satunya adalah lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) dan lainnya," jelas Anwar.

Sementara itu, Salim, Kepala Lingkungan setempat mengaku telah banyak mendengar tausyiah dari ustadz. Akan tetapi, kali ini, apa yang didengarnya lewat yang disampaikan Shohib Anshor Siregar sangat mencerahkan. "Baru kali ini saya mendengar pemaparan dari pak Shohib. Saya dan warga desa merasa tercerahkan. Semoga, pak Shohib diberikan Allah jalan terbaik, dimurahkan rezekinya," kata Salim.

Pantauan di lokasi, tampak hadir seluruh warga Desa Laubeng Keladeh, Affan, dosen Fisip UMSU, yang juga kader Partai Amanat Nasional (PAN) dan seluruh Immawan dan Immawati IMM komisariat Fisip UMSU.

Dalam kesempatan tersebut, Anwar Bakti juga menyerahkan bantuan pakaian yang merupakan sumbangan dosen-dosen Fisip UMSU.