MEDAN-Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara akan melakukan pengkajian mendalam dalam proses perbaikan sejumlah jalan rusak di Sumatera Utara (Sumut). Akibat keterbatasan anggaran, proses perbaikan akan mengacu kepada skala prioritas.

"Kita minta semua pihak dapat memahami alokasi anggaran yang cukup terbatas. Karena keadaan itulah makanya Bina Marga mendahulukan beberapa wilayah yang dianggap paling prioritas," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Abdul Haris Lubis kepada wartawan .

Proses pembangunan dan perbaikan jalan provinsi yang menjadi tanggungjawab Bina Marga Sumut, lanjut Haris, diperkirakan terlaksana awal Juli 2017 mendatang. Sementara skala prioritas tersebut, dilihat dari konektifitasnya, misalnya jalan yang menghubungkan dua kabupaten/kota, serta kawasan yang menjadi pusat-pusat industri dan pelabuhan.

Dia menjelaskan, apabila dilakukan pemerataan perbaikan sejumlah wilayah dengan kondisi anggaran yang minim, tentu semuanya tidak akan ada yang tuntas. "Inilah mungkin perbedaan pandang antara legislatif dan eksekutif. Di mana kalangan anggota legislatif tentu akan memperjuangkan perbaikan jalan di masing-masing wilayah daerah pemilihannya. Sedangkan kita lebih memandang kepada skala prioritas," papar Abdul Haris.

Dia mengakui ada beberapa upaya pihaknya dalam melakukan perbaikan jalan rusak di wilayah ini, termasuk dengan meminta perusahaan perkebunan yang beroperasi di Sumut mengalokasikan CSR-nya, misalnya ruas jalan di Aek Nabara - Rantauprapat.

Dinas Bina Marga, kata Haris, pada 2018 nanti segera mengalokasikan anggaran untuk mempelajari desain dan kontruksi jalan tersebut agar ditawarkan kepada pihak Perkebunan. "Sebab selama ini yang menjadi kendala, pihak mereka meminta kita menyiapkan kontruksinya sehingga perbaikan tidak dilakukan berulang-ulang," ucapnya.

Sementara untuk persiapan mudik menjelang Lebaran tahun ini, Abdul Haris mengatakan ruas tol Medan-Tebingtinggi sudah bisa dilalui para pengguna lalulintas. Meski demikian, para pemudik yang melalui jalan tersebut belum dikenakan tarif masuk. Sebab jalan tol tersebut masih dilakukan uji coba.

Meski demikian, lanjut Abdul Haris, ruas tol Medan -Tebingtinggi tersebut belum sepenuhnya selesai pengerjaannya. "Baru sampai kawasan Kampung Pon, Seiring Rampah Kabupaten Serdang Bedagai," katanya.

Guna mengantisipasi penumpukan arus mudik di areal Kampung Pon tersebut pihaknya nanti akan menyiasati dengan melakukan rekayasa lalulintas agar hal tersebut tidak menjadi persoalan besar. "Dengan dibukanya jalan tol tersebut maka kendaraan akan terhindar untuk beberapa titik kemacetan di jalan nasional. Seperti di Lubuk Pakam, Perbaungan dan Pasar Bengkel," katanya.

Pada hari biasa, perjalanan dari Medan-Kualanamu dengan jarak sekitar 75 Km ditempuh dalam waktu 3 jam. "Diharapkan dengan selesainya tol, akan mempercepat waktu tempuh menjadi 1 jam,"ujarnya.

Dijelaskan, jalan Tol Medan-Tebingtinggi sendiri membentang sepanjang 61,72 Km dan terbagi menjadi tujuh seksi. Dari total panjang jalan tersebut, Seksi 1 sampai Seksi 6 sepanjang 52,85 Km dari Tanjung Morawa hingga Sei Rampah ditargetkan selesai akhir 2017.

Sementara Seksi 7 Sei Rampah - Tebingtinggi akan selesai April 2018 karena masih terkendala pengadaan lahan yang melewati kawasan permukiman. Secara keseluruhan progres ruas tol ini sudah 75%. Lebihlanjut dijelaskan, pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi menggunakan alokasi dana APBN dan investasi Badan Usaha Jalan Tol ( BUJT), PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT).