SIMALUNGUN – Pria bertato habis-habisan dihajar massa. Dari kepalanya mengucur darah segar. Ada apa, siapa dia? Suasana di Paranginan, Nagori Janggir Leto, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, Jumat (26/5/2017) sekira pukul 22.30 berubah seperti pasar malam.

Konsentrasi massa tertuju pada pria 32 tahun yang punggung dan lengannya dipenuhi tato. Pria itu adalah Herbet Pasaribu, seorang residivis. Malam itu, di lokasi tersebut tengah digelar upacara adat untuk melepas seseorang yang meninggal dunia. Warga ramai berkumpul menghadirinya.

Lalu, Herbert tiba-tiba muncul dan diduga telah mabuk berat. Dia membuat kerusuhan. Warga pun geram dan tanpa ampun menghajar Herbet. Mereka mendaratkan pukulan dan tendangan, sehingga Herbet babak-belur dan dari kepala belakangnya mengucur darah segar. Beruntung, aparat keamanan dari Polsek Panei turun ke lokasi setelah mendapatkan laporan, sehingga nyawa Herbet terselamatakan.

Kedatangan aparat keamanan Polsek Panei berhasil mengendalikan lokasi sehingga kondisi dan situasi di sana kondusif, meski warga masih ramai memperbincangkan masalah tersebut. Pihak Kepolisian menerangkan, Herbet baru sekitar tiga hari bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Siantar, Jalan Asahan KM 7, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.

“Baru bebas itu tiga hari,” ujar seorang petugas yang turun ke lokasi. Katanya, residivis tersebut membuat onar di acara duka.

Kemudian, memicu kegelisahan warga. Selain itu, jauh hari sebelumnya, Herbet juga sudah dikenal doyan bikin onar.

“Makanya, sudah ada surat pernyataan karena kelakuannya,” ucap petugas itu lagi. Lewat surat itu Herbet menyatakan tidak akan kembali ke Dusun Peranginan.

“Surat pernyataan dibuat supaya tidak pulang lagi ke kampung itu. Karena sering buat onar. Tapi, pulang lagi, ” jelasnya.

Kapolsek Panei, AKP N Panjaitan ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sedang menangani masalah tersebut.

“Kita sampaikan, jika ingin melapor tidak dilarang. Karena, niat orangtuanya mau melapor. Tapi, kalau masih bisa dimediasi pangulu untuk berdamai karena satu kampung, alangkah baiknya,” katanya, sembari membenarkan bahwa pemicu kejadian itu karena Herbet datang ke lokasi membuat kerusuhan.

“Awalnya sudah disarankan warga supaya pulang karena ribut. Rupanya, sampai larut malam berkelanjutan,” jelasnya. Kapolsek menambahkan, Herbet merupakan residivis dan baru keluar dari Lapas. “Kami juga yang menangani. Karena kasus penganiayaan. Baru keluar juga itu,” ujarnya.