KETUA Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu menilai pemadaman listrik yang berlangsung selama Ramadhan ini bisa memicu reaksi sosial yang tidak diinginkan. Hal ini menurutnya harus diperhatikan oleh pihak PLN dan segera dicari solusi. Informasi yang dihimpun pemadaman listrik bukan saja terjadi di wilayah Medan tapi juga merata ke beberapa daerah lain di Sumut seperti Sibolga hingga Rantau Prapat. Para pelanggan di wilayah ini sudah mengadukan persoalan yang terjadi ke layanan online PLN123 dan melalui jejaring sosial namun tidak ada respon. Pelanggan yang merasa keberatan menyatakan pemadaman listrik di Ramadhan semakin parah dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Layanan pengaduan secara online yang disediakan oleh PLN menurut Gus bukan menjadi solusi. Sebab, masyarakat hanya menginginkan 1 solusi yakni listrik tidak padam. Apalgi pengaduan tersebut juga menurutnya juga kerap tidak mendapat respon yang baik.

"Memang sudah sampai pada tingkat meresahkan. Jangan sampai nanti masyarakat bertindak sendiri-sendiri karena merasa tidak puas atas layanan PLN," jelasnya.

Gus menyatakan PLN sebenarnya harus mengambil langkah taktis yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya. Sebab, kondisi ini sangat rawan menjadi isu provokasi ditengah masyarakat yang ujungnya merugikan pihak PLN sendiri.

"Kita semua pasti ingin menjaga agar ibadah Ramadhan berjalan lancar tanpa tendensi apa-apa. Saya masih akan menghubungi PLN kenapa persoalannya jadi begini rumit. Tujuannya menjaga kondusifitas sepanjang Ramadhan," ujarnya.

Intinya menurut Gus, persoalan listrik harus bisa diselesaikan selama bulan Ramadhan. Tujuannya untuk meredakan hal-hal yang mungkin muncul ke permukaan jika pasok listrik terus bermasalah sepanjang Ramadhan.

"Saya sebagai wakil rakyat dari Sumut merasa malu dengan kondisi ini, harapan kita bisa segera diselesaikan," tuturnya.