MEDAN-Selain menjadi masjid tertua di kota Medan, Masjid Raya Al Osmani yang terletak di jalan KL Yos Sudarso, Pekan Labuhan juga memiliki keunikan yang tidak dimiliki masjid lainnya.

Menurut Kepala Badan Kenaziran Masjid (BKM) masjid raya Al Osmani Ahmad Fahruni mengatakan masjid raya Al Osmani memiliki keunikan yang cukup luar biasa menawan dari segi arsitektur.

"Ada nuansa Eropa, Timur Tengah, nuansa Hindia, dibalut menjadi sebuah kebudayaan Melayu yang dibalut dalam warna kuning, dan dipadu dengan warna hijau," kata Ahmad.

Keunikan lainnya, bagi kaum muslimin dan muslimat yang melaksanakan ibadah salat di masjid ini akan mendapatkan kenyamanan dan kesejukan.

Di Mesjid Raya Al Osmani terdapat sebuah Bedug yang sejak 1870 masih digunakan hingga saat ini. Bahkan pada beberapa acara pemerintahan bedug tersebut digunakan sebagai pajangan heritage kota Medan.

"Bedugnya masih bisa, biasanya itu instansi pemerintah yang meminjam untuk acara nuansa Ramadan," kata Ahmad.

Selain itu masjid raya Al Osmani di bulan suci Ramadan, juga menyediakan bubur pedas yang rasanya tidak pernah berubah dari tahun ke tahun, seperti di masjid raya Medan.
Bubur pedas selalu menjadi dambaan bagi masyarakat di sekitar masjid. Karena merupakan makanan kebanggaan masyarakat Melayu.

"Insya Allah bubur pedas ini terus dilestarikan sampai sekarang, dan ini menjadi kebesaran bagi kita masyarakat Melayu khususnya juga di Masjid raya Al Osmani. Bubur pedas selalu dihidangkan pada Kamis malam Jumat," tambahnya.

Bubur pedas yang disajikan bukan hanya bagi warga sekitar, tapi juga diberikan kepada para musafir yang salat dan berkesempatan untuk berbuka puasa di Masjid Raya Al Osmani.

"Tujuannya tidak lain memberikan kepuasan, kenyaman dan beribadah kepada Allah SWT, dan bagi masyarakat dan musafir yang berbuka puasa di masjid ini," tutup Ahmad.