MEDAN-Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Medan Prof Dr Syaiful Sagala menilai, pemerintah terkesan menipu rakyat, dengan pergantian bahan bakar minyak (BBM) berjenis premium ke pertalite.

"Karena beralih ke pertalite sehingga harga pun berbeda. Hal ini disebabkan berdampak kepada ongkos. Harga BBM jenis pertalite berkisar Rp7 ribuan, sedangkan premium berkisar Rp6 ribuan. Inikan berarti pembodohan terhadap rakyat. Sementara versi pemerintah tidak ada kenaikan BBM, karena berubah jenis," ujar Syaiful.

Menurutnya, pembodohan ini tidak langsung dirasakan oleh publik, sebab peralihan ini tidak disosialisasikan. Masyarakat mengetahui di saat pengisian BBM di SPBU. "Nah, untuk menutupi semua ini, pihak Pertamina beralasan bahwa, Pertalite lebih baik dibanding Premium. Mesin akan lebih terawat dan lebih hemat penggunaannya. Inikan belum bisa dibuktikan, itu terserah pemerintah membuat alasannya," bebernya.

Sementara, lanjutnya, karena peralihan ongkos pun menjadi naik, sehingga mau tak mau harga Pertalite pun terbilang tinggi. "Ini yang tidak dirasakan langsung oleh pemerintah. Apalagi, Premium kan BBM bersubsidi, sehingga beginilah cara pemerintah menghilangkan subsidi ini. Tetapi caranya malah diam-diam. Ini politik pemerintah tersebut," ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah dapat menyosialisasikannya ke masyarakat, agar tidak menjadi pemahaman yang simpang siur. "Seharusnya pemerintah mengumumkan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan ini, jangan sampai krisis kepercayaan masyarakat semakin besar. Runyam nanti akhirnya," jelasnya.