MEDAN-Dalam acara kuliah umum dengan tema "Pemikiran Politik Asia Timur Memahami Politik Korea" yang dibuka oleh Khusnul Harahap selaku Ketua Departemen FISIP USU dalam membuka kuliah umum ini menjelaskan bahwa sebagai generasi penerus materi kuliah umum sangat penting untuk dipahami maupun diteliti.

"Dari berbagai negara juga telah memahami politik korea ini, maka dari itu kita perlu pemahaman agar tidak termakan dogma yang selama ini beredar di masyarakat," ucap Khusnul sembari mempersembahkan Teguh Santosa selaku Sekjen Hubungan Persahabatan Indonesia dan Korea Utara, di Gedung Pengadilan Fisip USU.

Saling rebutan negara-negara raksasa untuk menanamkan pengaruh di kawasan Asia Timur sangat menguntungkan bagi Korea Utara. Sebab hal ini membuat Korea Utara tetap bertahan dari berbagai upaya penguasaan hingga hari ini. Demikian disampaikan pengamat politik Asia Timur, Teguh Santosa saat memberikan kuliah umum dengan materi "Pemikiran Politik Asia Timur Memahami Politik Korea".

"Saat ini ada 3 negara raksasa yang ingin menanamkan pengaruhnya di Korea Utara yakni Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia. Masing-masing ingin mengubah rezim di Korea Utara namun ketiganya masing-masing masih saling menunggu dan nggak ada yang memulai," katanya.

Teguh yang juga menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Persahabatan Indonesia-Korea Utara menjelaskan, kekuatan 3 negara raksasa dunia tersebut belakangan ini memicu ketegangan di kawasan Asia Timur. Namun ia yakin kondisi ini tidak akan mengubah apapun di Korea Utara.

"Sekarang banyak yang khawatir terhadap sosok Donald Trump apalagi dengan hadirnya kapal induk ke Semenanjung Korea. Tapi saya justru menduga, Trump akan mendekati Korea Utara untuk menekan Tiongkok," ujarnya.

Selain Sejken Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa di FISIP USU memberikan materi tentang politik di Asia Timur yang menjadi mata kuliah baru pada Departemen Ilmu Politik FISIP USU.

Acara juga dihadiri dalam kuliah umum tersebut Sekretaris Departemen Ilmu Politik FISIP USU Khusnul Harahap, Ketua PWI Sumut Hermansyah dan dosen Ilmu Politik Aidil Arifin. Kuliah ini diikuti puluhan puluhan mahasiswa terutama dari jurusan Ilmu Politik FISIP USU.