MEDAN-Yayasan Pendidikan Parulian akan menggelar festival literasi. Festival ini diisi lomba puisi, pidato, resume buku, pemilihan duta baca dan cipta lagu literasi. Desain festival ini terbilang unik, karena peserta diwajibkan menyertakan referensi buku dari setiap karya yang dibuat.

”Di sini bedanya Festival Literasi Parulian. Karena kami berkomitmen mempromosikan budaya membaca, maka semua karya yang diperlombakan harus produk dari kegiatan membaca buku,” terang Sekretaris YP Parulian Erita Siburian di Medan.

Erita mengatakan lebih lanjut, pasca mendeklarasikan diri sebagai sekolah literasi, seluruh sekolah binaan Parulian aktif melaksanakan kegiatan literasi. Setiap hari siswa membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran. Selain itu juga siswa didorong menulis resensi buku dan mempresentasikannya.

“Guna mengukur kemajuan implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) itu, maka Festival Literasi Parulian kami gelar. Kami ingin melihat sejauh mana anak-anak kami menikmati dan memahami isi buku yang mereka baca setiap hari. Festival Literasi Parulian kami laksanakan pada Jumat, 5 Mei 2017 di Parulian 1 Medan Jl. Stadion Teladan Medan. Ratusan siswa dan guru akan berpartipasi. Kegiatan ini juga didukung oleh USAID PRIROITAS,” terangnya.

Febni Yanti Waruwu, pelajar kelas IX SMP Swasta Pelita Mutiara mengaku gembira bisa mengikuti Festival Literasi Parulian. Febni akan mengikuti lomba pidato tingkat SMP. Ia telah menulis naskah pidato yang bertajuk Literasi Meningkatkan Pendidikan Yang Berkarakter dan Maju. Febni menulis pidato ini dengan merujuk majalah pendidikan dan dua buku. “Guna melengkapi pemahaman, maka saya membaca majalah Gerbang Pendidikan, buku Psikologi Pendidikan dan Buku Psikologi Remaja,” terangnya.

Hal senada disampaikan Niko Saputra Manullang. Pelajar kelas VII SMP Swasta Pelita Mutiara ini akan berlomba di nomor resume buku. Ia mengajukan lima judul buku sebagai bahan resume. Juri akan memilih salah satu judul buku itu untuk dipresentasikan oleh Niko.

“Saya suka membaca novel, maka saya mengajukan karya-karya NH Dini, Mira W, Dra. Afiah Ismy dan Moerwanto untuk diresume,” tukasnya.

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan mengapresiasi Festival Literasi Parulian. Ia mengatakan festival ini unik karena mengwajibkan peserta menuliskan rujukan referensi.”Festival ini menjadi unik, karena karya-karya yang diperlombakan merupakan hasil kegiatan membaca buku. Jadi anak bisa menterjemahkan isi buku menjadi macam-macam bentuk,” pujinya.

YP Parulian dengan dukungan USAID PRIORITAS telah mendeklarasikan diri sebagai sekolah literasi pada 26 Oktober 2016. Deklarasi ini dihadiri oleh Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera Juha P. Salin dan pejabat senior Kantor Gubernur Sumatera Utara. Deklarasi ini sekaligus menjadikan YP Parulian sebagai lembaga pendidikan pertama di Sumut yang menyatakan diri sebagai Sekolah Literasi.