JAYAPURA - Belum sepekan menjabat sebagai Kapolda Papua yang baru, Irjen Boy Rafli Amar langsung dihadapkan rencana demonstrasi ribuan pekerja PT Freeport Indonesia, tepat di hari buruh, Senin1 Mei 2017.

Sebelumnya, Serikat Pekerja PT Freeport Indonesia menyatakan para pekerja perusahaan itu akan menggelar mogok kerja mulai 1 Mei 2017 sebagai bentuk protes terhadap kebijakan merumahkan ribuan pekerja dengan dalih program efisiensi atau forelock.

Anggota Tim Advokasi Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (PUK SP-KEP) SPSI PT Freeport Tri Puspita di Timika, Papua, Kamis, 20 April 2017, mengatakan rencana mogok kerja ribuan karyawan PT Freeport yang diikuti perusahaan-perusahaan subkontraktor Freeport akan berlaku efektif mulai 1 Mei 2017 bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Sedunia.

"Ada tiga tuntutan utama kami yaitu meminta manajemen PT Freeport agar menghentikan kebijakan forelock dan mengembalikan semua karyawan yang telah dinyatakan forelock ke tempat kerja semula. Kami juga mendesak manajemen PT Freeport agar menghentikan segala bentuk dan upaya kriminalisasi pekerja," kata Tri Puspita.

Menghadapi rencana tersebut, Polda Papua menyiagakan tujuh kompi personil Polri atau sekitar 750 orang, terkait aksi demonstrasi para pekerja tambang PT Freeport Indonesia yang dilakukan berkali-kali di wilayah Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

"Jumlah tersebut sudah termasuk anggota yang tergabung dalam Satuan Tugas Amole yang bertugas mengamankan wilayah operasional PT Freeport Indonesia," kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jayapura, Sabtu, 29 April 2017.

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan walaupun polisi sudah menyiagakan ratusan anggota namun diharapkan aksi demo yang nantinya dilakukan massa serikat pekerja Freeport sesuai koridor hukum yang berlaku. ***