PADANGSIDIMPUAN - Pemerintah Kota Padangsidimpuan, mengaku tidak mengetahui kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), yang sudah merenggut nyawa Fadhillah Ritonga, warga Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, yang tak lain anak dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). "Sebelum korban meninggal dunia, kami belum mengetahaui kasus itu, kami tahu setelah korban meninggal dunia," ujar Kepala Bidang PMK, Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, Balyan kepada wartawan, Jumat (28/4/2017), di ruang kerjanya.

Selain itu, anak bungsu Kadis Kesehatan Tapsel, Doli Ritonga, saat ini masih mendapatkan perawatan serius di salah satu rumah sakit di Medan.

"Kasus tersebut diketahui setelah saya datang melayat ke rumah korban," ujarnya.

Selanjutnya, Dinkes Kota Padangsidimpuan langsung melakukan koordinasi dengan rumah sakit swasta tempat korban dirawat, guna memastikan penyebab kematian Fadhillah Ritonga. Ternyata, pihak rumah sakit swasta membenarkan korban terjangkit DBD.

Dia mengatakan, pihak rumah sakit dinilai terlambat untuk memberikan informasi tersebut.

"Fadhillah Ritonga dan Doli Ritonga sempat menjalani perawatan di rumah sakit, namun mereka terlambat memberitahunya," tandasnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, pihaknya sudah melakukan fogging di sejumlah wilayah yang teridentifikasi nyamuk tersebut.

Dia mengatakan, Dinkes Kota Padangsidimpuan melakukan fogging di sekolah Fadhilla Ritonga, Losung Batu, tepatnya di lokasi rumah korban, selanjutnya, Komplek DPR, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan.

Menurutnya, jumlah warga Kota Padangsidimpuan yang terjangkit DBD medio Januari-April 2017 sebanyak 6 kasus, 1 diantaranya meninggal dunia. Keenam warga tersebut diketahui bernama Nadiyah Paija, warga Komplek DPR, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kofita, Nia Sairna, warga Asrama Militer, Losung Batu. Selanjutnya, Ghatsan, warga Kampung Melayu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Fadhillah Ritonga (meninggal dunia) dan Doli Ritonga, keduanya warga Untaimanis, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

Dia berharap kepada seluruh masyarakat di Kota Padangsidimpuan, agar menjaga kesehatan lingkungan, karena tindakan fogging tidak bisa membasmi jentik nyamuk, karena fogging hanya bersifat sementara.

"Jangan harapkan fogging, karena tidak bisa mencegah secara berkesinambungan," tandasnya.

Secara terpisah, Ketua Komisi 3 DPRD Padangsidimpuan, Khoiruddin Nasution mendesak pemerintah segera menetapkan status Kota Padangsidimpuan, karena grafik kenaikan penyakit DBD di Kota Padangsidimpuan meningkat. Menurutnya, pada Maret 2017, warga yang terjangkit DBD hanya 1 orang, sedangkan untuk April meningkat menjadi 2 orang. Ironisnya, satu orang dari pasien yang terjangkit meninggal dunia.

"Kami berharap agar wali kota peduli terhadap nasib rakyat," tandasnya.

Dia juga berharap kepada masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat. Menurutnya, warga jangan terlalu berharap perhatian dari pemerintah.