LABUHANBATU-Semakin hancurnya kawasan hutan mangrove (bakau) di pesisir kabupaten Labuhanbatu, mendorong sejumlah pegiat lingkungan yang tergabung dalam Perkumpulan Hijau melakukan rehabilitasi mangrove bersama masyarakat Dusun III Desa Sei Tawar, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut.

Rehabilitasi mangrove dilakukan para pegiat dan warga di sekitar pesisir perairan Sei Tukang, Panai Hilir, saat ini kondisinya semakin hutan mangrove sangat mengkhawatirkan. Kerusakan akibat perambahan dan alih fungsi secara ilegal di sepanjang kawasan mangrove Labuhanbatu," jelas Koordinator Perkumpulan Hijau, MQ Rudhy di Kecamatan Panai Hilir.

Ditambahkannya, program rehabilitasi berupa penanaman dan penyisipan bibit mangrove tersebut dilakukan atas inisiatif pegiat yang tergabung dalam Perkumpulan Hijau, dengan mengajak masyarakat lokal, ikut berperan langsung mengawasi kawasan mangrove di wilayah tersebut dari aktivitas ilegal.

"Memang ada penanaman dan penyisipan mangrove yang kita lakukan bersama warga dusun tiga. Tapi yang terpenting menurut kami adalah membangun kesadaran masyarakat karena mereka adalah kunci utama untuk menyelamatkan sisa mangrove kita," kata Rudhy.

Senada dengan Rudhy, salah seorang anggota Perkumpulan Hijau juga menjelaskan bahwa kegiatan pemantauan kawasan mangrove di sekitar kecamatan Panai Hilir ini sendiri sebenarnya sudah dilakukan oleh para pegiat yang bernaung di dalam Perkumpulan Hijau sejak tiga tahun silam.

"Namun saat itu kita masih lebih banyak melakukan identifikasi masalah dan melakukan pendekatan ke kelompok masyarakat yang bisa diajak bergerak bersama menyelamatkan mangrove dengan konsep kerja kolektif dan swadaya," papar Robin disela penanaman mangrove di sekitar kawasan pesisir Sei Tukang Panai Hilir.

Selain melakukan upaya rehabilitasi secara swadaya dan kolektif dengan masyarakat, Perkumpulan Hijau juga secara bertahap mendampingi dan memberdayakan kelompok masyarakat yang dibentuk di Dusun III Sei Tawar untuk memanfaatkan hutan secara lestari.