SERDANG BEDAGAI - Tampaknya Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai belum serius dan terkesan tebang pilih dalam memberikan bantuan kepada warga miskin. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya warga miskin yang memiliki rumah tak layak huni. Salah satunya seperti yang dialami Eka (30), warga Dusun 3, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Sergai. Ibu dua anak ini harus tingggal digubuk reyot selama 6 tahun.

Walaupun dinding gubuk telah lapuk, dapur tepas dan seng sudah bocor, namun Eka bersama keluarga kecilnya masih tetap 'setia' menempati rumah tersebut apa adanya.

Hal itu dilakukannya akibat tidak adanya uang untuk memperbaiki rumah, sementara suaminya hanya sebagai buruh dengan gaji tidak mencukupi.

Ketika disambangi GoSumut, Senin (24/3/2017), Eka mengatakan, mereka terpaksa tinggal di gubuk tersebut disebabkan suaminya bekerja sebagai buruh pabrik pengolahan kayu di Desa Firdaus dengan gaji pas-pasan.

“Gak usah (kan) perbaiki rumah dan beli perabot, untuk makan aja tidak cukup,” ujar Eka membuka cerita.

Sejak menikah, Eka bersama suaminya Rahaji (30), sudah tinggal di dalam gubuk tersebut hingga mempunyai 2 anak. Bahkan untuk mencari tambahan biaya hidup, dirinya sempat bekerja di warung.

“Aku sempat bekerja di warung membantu suami, tapi itu juga tidak bisa untuk memperbaiki rumah,” ujar ibu 2 anak itu.

Menurut Eka, karena kondisi rumah semakin hancur, mereka terpaksa menumpang di rumah mertua.

"Kasihan sama anak-anak sehingga aku ajak suami numpang di rumah mertua,” bilangnya.

Eka berharap, Pemkab Sergai dapat membantunya dari program bedah rumah, agar dirinya dapat tinggal bersama suami dan kedua anaknya di rumah layak huni.

“Saya harap Bupati dapat membantu sehingga saya tidak tinggal di gubuk,” harap Eka.