MEDAN - F (46), terpaksa menjalani perawatan intensif di Ruang Infeksius Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Pasalnya, wanita asal Kutacane, Aceh Tenggara, merupakan pasien suspect Middle East Resivatory Syndrom Corona Virus (Mers-Cov) sepulangnya dari ibadah umroh di Jeddah. Kasubag Humas RSUP H Adam Malik, Masahadat Ginting membenarkan pihaknya sedang merawat satu pasien suspect Mers-CoV asal Aceh Tenggara.

Menurut Masahadat, pasien masuk ke rumah sakit milik Kemenkes RI tersebut diantar keluarganya pada 18 April 2017 sekira pukul 04.45. Pasien mengeluh sakit demam tinggi setelah pulang ibadah umroh pada 17 April 2017.

"Saat ini pasien dirawat di Ruang Infeksius RS Adam Malik setelah mendapatkan penanganan dari tim dokter penanggung jawab yaitu dokter spesialis penyakit dalam dan tropik infeksi," kata Masahadat Ginting kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (20/4/2017).

Untuk penanganannya sendiri, tim medis sudah mengecek darah rutin, foto thorax serta mengambil swab tenggorokan yang pertama pada 19 April dan langsung dikirim ke Litbangkes Jakarta.

"Kondisi pasien dari awal tidak merasakan sesak di bagian dada. Pasien hanya merasakan demam tinggi pada 17 April. Tapi hari ini, demamnya sudah tidak ada lagi," katanya.

Walaupun pasien tidak demam lagi, pihaknya masih tetap merawat pasien hingga pemeriksaan swab keduanya negatif. "Pemeriksaan swabnya ada tiga kali. Pertama sudah dikirim, jadi tinggal dua kali pemeriksaan swab lagi yang akan dikirim ke Jakarta," jelasnya.

Secara terpisah, Direktur RSUP HAM dr Bambang Prabowo menyebutkan, pihaknya belum bisa mengatakan pasien menderita Mers-Cov karena sedang diobservasi. Memang dirawat di ruang infeksius. Para dokter belum melaporkan ke direksi rumah sakit karena memang sedang diobservasi," ungkapnya.

Sementara itu, Kadinkes Sumut melalui Kabid P2P, dr NG Hikmet mengatakan, kalau pasien kemungkinan bukan Mers-Cov. "Pasien sudah membaik kondisinya. Sample untuk pemeriksaan dikirim ke Litbangkes Kemenkes RI," katanya.

Sebelumnya, pada 2014 lalu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan tersebut sempat merawat sebanyak 18 pasien (7 laki-laki dan 11 perempuan) suspect Mers-CoV. Hasil pemeriksaan swab tenggorokan sebanyak tiga kali dari 18 pasien tersebut dinyatakan negatif. Pasien ke 18 itu terkena suspect Mers-CoV setelah pulang melaksanakan ibadah Umroh pada Mei dan Juni tahun 2014.