PADANGSIDIMPUAN - Lagi-lagi, SMK Negeri 3 Padangsidimpuan kembali menuai masalah. Mulai dari maraknya dugaan pungli, intimidasi berujung tewasnya seorang siswi, kini lima siswi jurusan kecantikan yang disuruh jual diri oleh oknum guru gara-gara belum bayar uang Pengelolaan Usaha (PU). Adalah SA, KS, IG, PN dan AH. Kelima siswi kelas tiga jurusan kecantikan di SMK Negeri 3 ini membeberkan pernyataan salah satu oknum guru mereka yang menyuruh jual badan hanya gara-gara belum membayar uang PU.

"Kami disuruh jual badan sama Ibu itu (KS, RED) hanya gara-gara kami belum membayar uang PU. Dan kami nyaris tidak bisa ikut ujian (UNBK)," terang keempatnya, Senin (17/4/2017).

Cerita mereka, pada 1 April lalu menjelang UNBK mereka datang ke sekolah untuk mengambil kartu ujian. Ternyata, kartu tersebut dipegang oleh KS, yang diketahui sebagai guru jurusan kecantikan. Sampai di sekolah, mereka ditanya soal uang PU yang belum mereka bayar dan diancam tidak bisa mengikuti ujian sebelum membayarnya.

"Udah ke 'JB' aja kalian, biar bisa kalian bayar," ucap mereka mengingat ucapan oknum guru itu.

Merasa tidak paham, salah satu dari mereka menanyakan apa itu 'JB', lalu dijawab oleh guru tersebut.

"Jual Badan, kata ibu itu menjawab pertanyaan saya," ujar salah satu siswi dan dibenarkan oleh teman-temannya yang lain.

Didampingi pihak Yayasan Burangir, mereka juga berencana akan melaporkan tindakan oknum guru tersebut. Karena dinilai, sebagai tenaga pendidik sangat tidak pantas mengucapkan itu kepada siswanya.

"Laporan mereka baru kita terima, dan akan kita tindaklanjuti juga dengan melaporkannya ke pihak kepolisian," terang Sekretaris Juli H Zega.

Sementara itu, KS, oknum guru yang disebut mengucapkan pernyataan tersebut, saat ditemui wartawan di SMK Negeri 3 Padangsidimpuan membantah ada mengeluarkan kata-kata yang menyuruh siswinya untuk menjual diri karena belum membayar uang PU.

"Kalau uang PU belum bayar itu benar, tapi kalau saya sampai menyuruh mereka jual badan itu tidak benar," kilah oknum guru yang juga diduga orang yang melakukan intimidasi kepada almarhum Amel.