MEDAN - Laga uji coba PSMS Medan kontra Arema yang berlangsung di Stadion Teladan Medan Minggu (9/4/2017) kemarin memang telah berakhir dengan skor 0-2 untuk kemenangan Arema FC. Hanya saja, kekalahan tersebut masih membekas di tubuh anak asuh Mahruzar Nasution ini. Belum lagi, Legimin Raharjo dkk juga mendapatkan warning dari pelatih Arema, Aji Santoso. Di mana, Aji sempat berpesan kepada skuat Ayam Kinantan untuk segera meninggalkan gaya bermain rap-rapnya.

Saat itu Aji berpandangan gaya permainan konvensional yang diterapkan PSMS dinilai sudah ketinggalan zaman.

Di satu sisi, gaya permainan keras ala Medan ini telah mendarah daging di tubuh klub yang telah berdiri sejak 1950 silam itu. Tentu saja pesan Aji langsung disikapi dingin oleh Mahruzar.

Menurutnya, PSMS Medan masih tetap akan menerapkan permainan keras khas rap-rap. Baginya, pola permainan itu tidak bisa dipisahkan dari PSMS.

"Permainan keras akan dimainkan terutama saat ketinggalan, tentunya kami akan melakukan pressing. Dan sebenarnya sebutan rap-rap itu hanya bahasa yang digunakan anak-anak Medan yang bermakna pressing," terang Mahruzar, saat disambangi di Stadion Kebun Bunga Medan, Senin 10/4/2017).

Bahkan, biang Mahruzar setiap tim juga akan menerapkan permainan yang sama. Hanya saja penyebutannya yang berbeda.

"Setiap kali ketinggalan, pola itu pastinya akan dimainkan para pelatih, dan metode pressing itu tidak akan bisa diubah," ucapnya.

Sikap yang sama juga dunjukkan Kordinator SMeCK, Lauren Simorangkir. Dirinya menilai, keinginan Aji tak akan mungkin dituruti begitu saja.

"Gaya bermain rap-rap udah menjadi darah daging. Jadi kita tidak setuju jika ini diubah. Apalagi, sebelumnya kita pernah pernah berbincang dengan pengurus, mereka juga tak ada yang sependapat dengan ide seperti ini (merubah gaya permainan)," terangnya.